Keanehan Proyek Penahan Tebing Rp40 Miliar Ambrol, BBWS: Tak ada Koordinasi & Rekomendasi Teknis

BOJONEGORO.INEWS.ID - Ambrolnya Bangunan penahan tebing sungai Bengawan Solo di Desa Lebaksari dan Tanggungan, Kecamatan Baureno, Kabupaten Bojonegoro menjadi sorotan publik.
Pasalnya keberadaan bangunan itu masih seumur jagung. Selain itu, anggaran yang diperuntukkan untuk membangun nilainya fantastis, mencapai Rp40 miliar. Bersumber dari APBD Bojonegoro 2024, melalui Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air (PU SDA).
Lokasi tebing yang dibangun merupakan aset nasional, yaitu milik Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo. Namun anehnya, pihak BBWS mengaku tak pernah diajak koordinasi, serta tidak pernah mengeluarkan rekomendasi teknis (rekomtek).
Hal tersebut disampaikan oleh Kepala BBWS Bengawan Solo Maryadi Utomo. Selain tak ada Koordinasi, pihaknya juga tak pernah keluarkan rekomtek.
"Kita tidak ada kordinasi dan tidak pernah mengeluarkan Rekomtek," singkatnya, saat dihubungi melalui pesan Whatsapp, Kamis (13/2/25).
Berdasarkan informasi yang dihimpun, rekomtek merupakan dokumen yang berisi arahan dan batasan tertulis dari badan pemerintah atau dinas.
Rekomtek dapat digunakan sebagai acuan teknis dalam berbagai kegiatan, seperti penambangan, pengelolaan lingkungan, dan perizinan pengusahaan sumber daya air.
Sementara itu, Kepala Bidang Sumber daya air Dinas PU SDA Bojonegoro Iwan Kristian, hingga berita ini ditulis belum menjawab saat dikonfirmasi mengenai rekomendasi teknis (Rekomtek) dari BBWS dalam membangun pelindung tebing sungai Bengawan Solo di kecamatan Boureno.
Namun sebelumnya, pihaknya mengatakan bahwa dalam pengerjaan proyek senilai Rp 40 Milyar tersebut telah sesuai Rancangan Anggaran Biaya (RAB).
"Semua sudah sesuai RAB, dokumen dan kondisi lapangan saat ini sudah dalam tahap penanganan pemeliharaan termasuk pembongkaran batu bronjong," terangnya, Senin (11/2/25).
Editor : Arika Hutama