Kobaran Api Flaring Lapangan Gas JTB Membesar Kagetkan Warga, Ini Kata Pertamina

BOJONEGORO, iNewsBojonegoro.id– Warga Desa Bandungrejo, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Bojonegoro, Senin malam (15/9/2025), dikejutkan dengan kobaran api besar yang muncul dari area Lapangan Gas Jambaran-Tiung Biru (JTB). 

Api disertai suara gemuruh itu berasal dari proses pembakaran gas atau flaring.

Baca Juga

Telan Rp70 Miliar Tapi Belum Beroperasi, Kadinkes Bojonegoro Bungkam soal RSUD Temayang

Peristiwa tersebut berlangsung sekitar pukul 18.00 WIB hingga sekitar pukul 20.30 WIB. Besarnya kobaran api membuat langit terlihat merah menyala bahkan dari luar Kecamatan Ngasem, seperti Kalitidu, Dander, Temayang, dan sekitarnya.

“Iya, besar sekali apinya. Sempat mengagetkan warga. Alhamdulillah tidak ada dampak kepada masyarakat, hanya terjadi kepanikan sebentar,” ujar Imam, warga sekitar.

Rekaman video dan foto amatir yang diabadikan warga memperlihatkan nyala api menjulang tinggi hingga langit berubah kuning kemerahan. Selain itu, warga juga merasakan peningkatan suhu udara panas di wilayah setempat.

Baca Juga

Telan Rp70 Miliar RSUD Temayang Belum Siap Beroperasi, DPRD Bojonegoro Temukan Banyak Kejanggalan!

Kejadian flaring semacam ini bukan kali pertama terjadi. Pada Januari 2024 lalu, peristiwa serupa juga menimbulkan kepanikan warga akibat volume gas yang dibakar cukup besar.

Namun, sejauh ini belum ada laporan dampak serius terhadap kesehatan masyarakat sekitar.

Menanggapi kejadian ini, Manager ComRel CID Pertamina EP Cepu (PEPC), Rahmat Drajat, membenarkan adanya aktivitas flaring di Lapangan Gas JTB. Menurutnya, kobaran api muncul saat proses restart fasilitas plant pasca-shutdown.

Baca Juga

Pemotor Tewas Usai Tabrak Suzuki Carry di Jalan Raya Bojonegoro–Babat, Begini Kronologinya

“Flaring ini bersifat sementara dan akan mengecil seiring stabilnya operasi plant. Situasi kini aman dan sepenuhnya terkendali. Tim di lapangan selalu mematuhi protokol keselamatan dan keamanan yang ketat untuk memastikan operasi berjalan lancar,” jelas Rahmat.

Editor : Arika Hutama