WASHINGTON DC, iNewsBojonegoro.id - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyebut dunia dalam situasi bahaya saat ini. Hal ini dia sampaikan dalam pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral Negara anggota G20 di Washington DC, Amerika Serikat (AS), Kamis (13/10/2022) waktu Jakarta.
"Kita semua bertemu lagi dalam kondisi ekonomi global yang kian menantang, saya rasa tidak berlebihan kalau saya mengatakan dunia ini dalam situasi bahaya," ujar Sri Mulyani.
Dalam pertemuan sebelumnya pada Juli 2022, Sri Mulyani telah menyampaikan bahwa perekonomian global kala itu telah menantang. Hanya saja, mendekati tahun 2023 kondisinya justru kian memburuk.
"Banyak risiko yang semakin meningkat, kita menghadapi risiko inflasi yang meninggi, lemahnya pertumbuhan ekonomi, krisis energi dan pangan, risiko perubahan iklim, juga geopolitik yang kian terpecah," kata dia.
Menurutnya, pandemi Covid-19 belum sepenuhnya berakhir dan bahkan belum semua negara pulih dari pandemi, namun situasi itu dihantam dengan adanya perang antara Rusia-Ukraina. Hal ini kemudian memicu terjadinya krisis pangan dan energi, hingga kenaikan inflasi di berbagai belahan dunia.
"Kita semua telah menyaksikan adanya pengetatan kebijakan moneter global yang lebih cepat dari yang diantisipasi, dengan banyak negara maju dan negara berkembang menaikkan suku bunga mereka secara signifikan, ini kemudian menciptakan risiko spillover ke seluruh dunia," ucapnya.
Hal ini kemudian berdampak hebat terhadap negara-negara yang ekonominya sudah rapuh. Mereka pun akhirnya jatuh ke dalam jurang krisis keuangan. Dia pun merasa prihatin karena tidak sedikit negara yang menghadapi masalah sosial karena kelaparan yang melanda rakyat dengan melonjaknya harga.
"Kebanyakan dari kita mulai dari posisi utang yang tinggi, mengingat langkah luar biasa yang kita ambil untuk mengamankan ekonomi kita dari pandemi," tuturnya.
Menteri Keuangan, Sri Mulyani, dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat 26.8.2022. Foto: tangkapan layar.
Editor : Prayudianto