BOJONEGORO, iNews.id - Pemerintah pusat melalui Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral (ESDM), bakal membangun pabrik etanol-metanol di Kabupaten Bojonegoro.
Berdasarkan informasi yang disampaikan oleh Menteri ESDM RI Bahlil Lahadalia baru baru ini, rencana pendirian pabrik tersebut menelan investasi sebesar Rp 19 Triliun.
Ternyata bukan rencana pendirian pabrik metanol saja yang menelan investasi triliunan di Bojonegoro.
Berikut kami sampaikan 2 proyek strategis nasional di Kabupaten Bojonegoro, yang menyedot investasi super jumbo hingga puluhan triliun.
1. Pengembangan Lapangan Banyu Urip Blok Cepu, di Kecamatan Gayam
Lapangan minyak yang terletak di Desa Mojodelik, Kecamatan Gayam, Kabupaten Bojonegoro ini tentu tidak asing lagi bagi warga kota ledre, bahkan hingga di tingkat nasional.
Pasalnya lokasi tersebut saat ini merupakan penyumbang terbesar produksi minyak nasional, hingga 25 persen. Produksi di Lapangan yang dioperatori oleh ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) ini, hingga mencapai lebih dari 200 ribu barel minyak mentah perhari.
Namun berapakah total investasi yang sudah digelontorkan? Berdasarkan data yang disampaikan SKK Migas, hingga tahun 2021 total investasi yang sudah digelontorkan oleh anak perusahaan ExxonMobil itu hingga mencapai sekitar Rp 57 triliun.
Pada tahun itu, Lapangan di Blok Cepu itu telah memproduksi 500 juta barel minyak mentah, dan berkontribusi lebih dari Rp 249 triliun bagi pendapatan negara dalam bentuk minyak mentah dan pajak. Hingga tahun 2024 ini jumlahnya tentu lebih besar.
Proyek Lapangan Banyu Urip selama ini juga menjadi penopang APBD Bojonegoro, dalam kurun waktu satu dekade terahir. Uang triliunan dari pemerintah pusat ditransfer ke rekening Pemda Bojonegoro, melalui Dana Bagi Hasil (DBH) Migas setiap tahunnya.
2. Lapangan Gas Jambaran Tiung Biru (JTB) di Kecamatan Ngasem
Lokasi Lapangan Gas JTB ini terletak di Desa Bandungrejo, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Bojonegoro. Lapangan gas yang dioperatori oleh PT Pertamina EP Cepu (PEPC) ini mulai on stream sejak september tahun 2022 ini, mampu menproduksi gas sebanyak 192 juta kaki kubik per hari, atau million standard cubic feet per day (MMscfd).
Produksi gas dari Lapangan JTB saat ini didistribusikan dan diserap oleh PGN, PLN, PKG, Industri serta untuk jaringan gas (Jargas) rumah tangga.
Dikutip dari Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral (ESDM), total nilai investasi yang dikeluarkan dalam pengembangan proyek penyumbang gas terbesar nasional ini sebesar 1.547 miliar US dollar, atau Rp 20,5 triliun.
Editor : Arika Hutama