get app
inews
Aa Text
Read Next : Tabrakan Scoopy vs Trailer di Jalan Raya Bojonegoro, Begini Kronologi dan Kondisi Korban

Mengenal Kapal FSO Gagak Rimang, Tempat Menampung Minyak dari Blok Cepu Bojonegoro

Sabtu, 12 April 2025 | 11:25 WIB
header img
Kapal FSO Gagak Rimang, di Perairan laut Tuban. (Foto: dok EMCL)

BOJONEGORO.INEWS.ID - Lapangan Banyu Urip Blok Cepu, di wilayah Kecamatan Gayam, Kabupaten Bojonegoro sampai saat ini masih menjadi penopang produksi minyak di Indonesia. Lebih dari 25 persen produksi nasional disokong dari lapangan yang dioperatori oleh ExxonMobil Cepu Limited (EMCL).

Minyak yang diproduksi dari lapangan Banyu Urip tersebut, kemudian dialirkan ke tempat penampungan sebuah kapal besar di perairan Kabupaten Tuban. Minyak mentah itu dialirkan menggunakan pipa besar, dari Lapangan Banyu Urip di Kecamatam Gayam, hingga perairan laut di Kecamatan Palang, Tuban.

Kapal terapung raksasa penampung minyak Floating Storage Offloading (FSO) itu bernama Gagak Rimang. Kapal itu memiliki panjang tiga kali lapangan sepak bola, dia berdiri kokoh di antara ombak biru perairan Jawa Tengah dan Jawa Timur, menjadi salah satu pilar utama ketahanan energi Indonesia.

FSO Gagak Rimang menjadi bagian kunci dari produksi minyak Blok Cepu, dengan ExxonMobil Cepu Limited (EMCL), salah satu anak perusahaan ExxonMobil di Indonesia, sebagai operatornya.


Kapal FSO Gagak Rimang. (Foto: EMCL)

Kontribusi Blok Cepu Terhadap Ketahanan Energi Indonesia

Siang bergeliat, malam pun tak pernah senyap di FSO Gagak Rimang. Upaya guna memenuhi kebutuhan energi nasional terus berjalan tak kenal lelah.

Sesuai nama yang dipilih karena melambangkan kekuatan dan keandalan, desain Gagak Rimang memungkinkan kapal ini berputar bebas mengikuti arah angin, ombak, dan arus laut tanpa mengganggu aliran minyak dari pipa.

Kapal ini mampu menampung 1,7 juta barel minyak mentah, setara dengan kapasitas 108 kolam renang standar olimpiade. Dalam sebulan, FSO Gagak Rimang sanggup melakukan hingga sepuluh kali pengapalan, menjadikannya salah satu terminal migas tersibuk di Indonesia.

Setiap hari, minyak mentah diproduksi di Fasilitas Pengolahan Pusat dari Lapangan Banyu Urip dan Kedung Keris, kemudian minyak dialirkan melalui pipa sepanjang 72 kilometer ke lepas pantai Tuban.


Petugas saat di Kapal FSO Gagak Rimang. (Foto: EMCL)

Dari sana, minyak kembali dialirkan melalui pipa bawah laut sepanjang 23 kilometer menuju FSO Gagak Rimang sebelum diangkut menggunakan fasilitas tanker.

Sejak pengapalan perdananya 9 tahun silam, kini FSO Gagak Rimang yang beratnya setara dengan 60 ribu gajah ini telah mencapai lifting lebih dari seribu kali. 

EMCL bersama para mitra, PT Pertamina EP Cepu dan Badan Kerja Sama PI (Participating Interest) Blok Cepu, telah memproduksi lebih dari 660 juta barel minyak dari Blok Cepu yang memberikan kontribusi lebih dari 440 triliun rupiah untuk pendapatan negara atau sekitar tujuh kali lipat dari investasi awal.

Berkat dukungan pemerintah pula, ExxonMobil turut membantu memperkuat ketahanan energi Indonesia dengan menyumbang sekitar 25 persen dari produksi minyak nasional.

Editor : Arika Hutama

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut