get app
inews
Aa Text
Read Next : Busambo: Ketika Industri Migas Menjadi Penjaga Budaya di Tengah Gelombang Digital

Genteng, Ketoprak, hingga Ledre: Potensi Desa Gayam Bojonegoro Siap Dihidupkan Kembali

Minggu, 17 Agustus 2025 | 17:04 WIB
header img
Perwakilan warga dari sejumlah Desa di Kecamatan Gayam saat berdiskusi. (Foto: Arika / iNews Bojonegoro)

GAYAM, iNewsBojonegoro.id — Semangat kemerdekaan menjadi inspirasi bagi warga di 12 desa di Kecamatan Gayam, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, untuk bahu-membahu membangun kemandirian ekonomi berbasis potensi lokal.

Selama dua bulan terakhir, mereka aktif berdiskusi, melakukan survei, dan menggali data untuk merumuskan arah pembangunan desa melalui Program Peningkatan Kapasitas Perencanaan dan Pengembangan Potensi Desa.

Program ini merupakan inisiatif dari ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) yang difasilitasi oleh Lestari Indonesia. Kegiatan ini tidak hanya fokus pada identifikasi potensi ekonomi, tetapi juga menyusun peta jalan pengembangan dan strategi pendanaan yang inklusif.

Dari berbagai diskusi, Desa Sudu menonjol dengan potensi genteng berkualitas yang pernah berjaya di masa lalu. Sekretaris Desa Sudu, Ispamilih, mengungkapkan semangat baru untuk menghidupkan kembali produksi genteng yang sempat terhenti akibat kesulitan bahan bakar.

“Dulu, genteng dari desa kami adalah salah satu yang terbaik di seluruh Bojonegoro,” ujar Ispamilih dalam diskusi yang berlangsung Minggu (17/8/2025).

Kini, warga berencana mengembangkan lima potensi utama: wisata edukasi genteng, peternakan ayam KUB, pengelolaan air Bengawan Solo, pertanian jagung, serta pelestarian tradisi sedekah bumi.

Tak jauh dari Desa Sudu, Desa Beged juga mulai menggali kekayaan budayanya. Seni ketoprak menjadi sorotan karena mampu menarik minat lintas generasi dan melibatkan peran aktif perempuan.

“Seni ketoprak digemari lintas generasi, mulai dari remaja hingga orang tua, dan menarik partisipasi perempuan di bagian musik maupun kru,” ujar Putri Nur A.M., Ketua Tim Pengelola Inovasi Desa Beged.

Selain itu, warga Desa Beged juga mengembangkan produk khas seperti ledre, keripik, kerajinan menjahit, serta peternakan kambing sebagai potensi ekonomi tambahan.

Diskusi yang melibatkan lebih dari 500 warga, termasuk kelompok marjinal, perempuan, dan penyandang disabilitas, mencerminkan prinsip inklusif yang dijunjung tinggi dalam program ini. Menurut perwakilan EMCL, Ali Mahmud, pelibatan semua unsur masyarakat menjadi kunci terbentuknya ekosistem ekonomi yang berkelanjutan.

“Pembangunan desa harus dirasakan semua orang, tanpa terkecuali,” tegas Ali.

Ali juga menyebutkan bahwa sudah dilakukan 17 pertemuan dalam dua bulan terakhir, dan partisipasi masyarakat dinilai sangat kuat.

Sementara itu, Manager Program Lestari Indonesia, Edi, menambahkan bahwa hasil diskusi akan dijadikan lima rekomendasi potensi dari masing-masing desa.

“Rekomendasi ini bukan sekadar data, melainkan usulan konkret dari warga yang siap melaksanakan,” ujarnya.

Edi menekankan bahwa pembangunan berbasis partisipasi warga akan membentuk fondasi ekonomi desa yang kuat sekaligus merefleksikan identitas lokal.

Editor : Dedi Mahdi

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut