Air Bengawan Solo Diduga Tercemar Jadi Bahan Baku PDAM Bojonegoro, Aman Dikonsumsi?
BOJONEGORO, iNewsBojonegoro.id - Kondisi air Sungai Bengawan Solo di wilayah Kabupaten Bojonegoro belakangan ini berubah warna menjadi cokelat kehitaman.
Fenomena tersebut sudah berlangsung sekitar sepekan terakhir dan menimbulkan kekhawatiran warga, mengingat sungai terpanjang di Pulau Jawa ini juga menjadi sumber bahan baku Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Bojonegoro.
Alex, warga Desa Padang, Kecamatan Trucuk, mengatakan perubahan warna mulai terlihat sejak beberapa hari lalu. “Sepertinya sejak 4 atau 5 hari terakhir ini air terlihat berwarna hitam,” ujarnya, Rabu (24/9/2025).
Kekhawatiran juga disampaikan warga lainnya, Sri Wahyuni. Ia berharap pemerintah segera bertindak karena air Bengawan Solo digunakan masyarakat untuk kebutuhan sehari-hari.
“Harusnya pemerintah bertindak karena air Bengawan Solo itu juga digunakan untuk minum dan mandi karena dikelola oleh PDAM,” katanya.

Menanggapi hal itu, Direktur PDAM Bojonegoro, Khoirul Anwar, memastikan pengolahan air masih berjalan normal. Menurutnya, kondisi kualitas air baku memang memengaruhi penggunaan bahan kimia dalam proses pengolahan, namun hasil distribusi masih aman.
“Alhamdulillah hasil pengolahan masih bisa baik dengan pemakaian chemical disesuaikan kondisi air baku,” jelasnya.
Khoirul menambahkan, terdapat lima titik instalasi PDAM yang mengambil air baku dari Bengawan Solo.
Dua di antaranya, yakni di Padangan dan Purwosari, terlihat lebih pekat karena wilayah tersebut tidak diguyur hujan selama dua pekan terakhir. Meski demikian, kualitas air baku disebut masih dalam batas standar.
Sementara itu, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Bojonegoro telah mengambil sampel air di kawasan Bendung Gerak pada Selasa (23/9/2025). Hasil uji laboratorium di Surabaya diperkirakan baru bisa diketahui dalam 10 hingga 14 hari kerja.
Editor : Arika Hutama