Sukoharjo, iNewsBojonegoro.id – Direktur Utama Perum Bulog, Ahmad Rizal Ramdhani, melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke Gudang Bulog Sukoharjo pada Minggu (13/7/2025). Dalam kunjungan tersebut, Rizal secara demonstratif melempar kantong beras SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan) ke lantai untuk menunjukkan kualitas kemasan dan isi beras yang tahan banting.
"Perlu kami sampaikan, pemerintah akan memberikan yang terbaik. Ini tidak rusak dan tidak pecah," ujar Rizal usai uji coba fisik kemasan, didampingi oleh Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi.
Rizal menyebutkan bahwa beras SPHP berisi beras medium dengan kualitas terbaik, dan kemasannya dirancang agar tidak mudah robek atau rusak, sebagai bentuk tanggung jawab negara dalam menjaga kualitas distribusi pangan.
Pengawasan Ketat SPHP, Maksimal 10 Kilogram per Pembeli
Untuk memastikan penyaluran tepat sasaran dan mencegah penyimpangan, Bulog telah menerapkan sistem pengawasan berbasis aplikasi Klik SPHP. Seluruh transaksi mulai dari pemesanan hingga penjualan terekam dalam sistem.
"Setiap masyarakat hanya boleh membeli maksimal dua kantong atau 10 kilogram. Satu kantong 5 kilogram beras SPHP dijual dengan harga Rp62.500, atau Rp12.500 per kilogram, harga terendah secara nasional," terang Rizal.
Pengawasan distribusi SPHP turut melibatkan Satgas Pangan TNI/Polri, kepala pasar, petugas keamanan dalam pasar, hingga Satpol PP. Rizal menegaskan tidak ada toleransi terhadap pengoplosan atau perusakan kemasan beras SPHP. "Jika ditemukan pelanggaran, akan ditindak secara hukum, bahkan sampai ke ranah pidana," tegasnya.
Cadangan SPHP Nasional Capai 1,3 Juta Ton hingga Desember
Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi menambahkan, alokasi SPHP untuk periode Juli–Desember 2025 di Jawa Tengah mencapai 158.000 ton, dengan 39.000 ton di antaranya disalurkan khusus untuk wilayah Solo Raya. Secara nasional, total pagu SPHP mencapai 1,3 juta ton.
"SPHP ini harus sampai kepada masyarakat yang paling membutuhkan dan tidak boleh dijual lebih dari Rp12.500 per kilogram," kata Arief.
Pemerintah juga menjalankan program bantuan pangan untuk 18,27 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM), dengan alokasi nasional mencapai 360.000 ton. Di Jawa Tengah, bantuan pangan untuk bulan Juni–Juli mencapai 39.000 ton, dengan 9.600 ton untuk Solo Raya.
Bulog juga menjamin stabilisasi harga gabah di tingkat petani dengan menyerap Gabah Kering Panen (GKP) minimal Rp6.500 per kilogram selama semester kedua 2025. Hal ini menjadi langkah penting karena produksi beras biasanya menurun pada paruh kedua tahun.
"Pemerintah melalui Bulog siap menjaga pasokan dan harga agar tetap stabil serta melindungi petani dan masyarakat sekaligus," tutup Arief.
Editor : Arika Hutama
Artikel Terkait