Anggrek Langka Endemik Bojonegoro Diduga Punah, Usai Pohon Habitatnya Ditebang

Dedi M.A
Anggrek larat hijau (Dendrobium capra), endemik Bojonegoro yang mati akibat penebangan pohon. Foto: Istimewa

BOJONEGORO, iNewsBojonegoro.id - Spesies anggrek langka endemik Bojonegoro, anggrek larat hijau (Dendrobium capra), dilaporkan mati setelah pohon jati yang menjadi habitatnya ditebang.

Anggrek tersebut sebelumnya ditemukan oleh tim peneliti Universitas Bojonegoro (Unigoro) di kawasan hutan jati wilayah selatan Bojonegoro.

Kabar memilukan ini disampaikan oleh Dosen Ilmu Lingkungan Universitas Bojonegoro sekaligus Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Unigoro, Dr. Laily Agustina R., S.Si., M.Sc. melalui akun media sosial pribadinya, setelah menerima laporan dari warga setempat.

“Universitas Bojonegoro menerima pesan melalui media sosial dari warga bahwa keberadaan anggrek hijau tersebut saat ini sudah ditebang,” ungkap Dr. Laily dengan nada sedih, jumat (26/12).

Menurutnya, hilangnya Dendrobium capra menjadi pukulan berat bagi upaya pelestarian keanekaragaman hayati di Bojonegoro. 

Anggrek larat hijau merupakan spesies anggrek langka yang habitat alaminya hanya ditemukan di Bojonegoro, sehingga keberadaannya memiliki nilai ekologis yang sangat penting, khususnya dalam kawasan geosite hutan jati yang termasuk wilayah Geopark Bojonegoro.

“Statusnya secara global sudah masuk kategori kritis atau terancam punah. Seharusnya spesies ini mendapat perlindungan maksimal,” jelasnya.

Dr. Laily juga memperlihatkan sejumlah foto berdasarkan laporan warga dan hasil pengecekan lapangan tim Unigoro. 

Dari temuan tersebut diketahui bahwa pohon jati yang menjadi tempat tumbuh anggrek larat hijau telah ditebang pada 27 November 2025, tanpa adanya konfirmasi atau koordinasi terlebih dahulu dengan pihak Geopark maupun Universitas Bojonegoro.

“Kondisinya sudah tidak ada. Penebangan dilakukan tanpa pemberitahuan kepada kami sebagai lembaga yang selama ini fokus pada pelestarian spesies langka tersebut,” tambahnya.

Ia menilai kejadian ini menjadi pelajaran penting bagi semua pihak, termasuk akademisi, pemerintah daerah, dan pengelola hutan.

Menurutnya, kegagalan menjaga anggrek larat hijau menunjukkan lemahnya perlindungan terhadap flora endemik Bojonegoro.

Ke depan, Universitas Bojonegoro berencana melakukan ekspedisi lanjutan untuk mencari kemungkinan keberadaan anggrek larat hijau yang masih tersisa di hutan jati Bojonegoro.

Anggrek larat hijau memiliki karakteristik unik. Bunganya berwarna hijau dengan semburat ungu di bagian tengah dan hanya mekar satu kali dalam setahun, yakni pada bulan Februari. 

Tanaman ini juga hanya dapat tumbuh menempel pada pohon jati berusia lebih dari 50 tahun, tepatnya di bagian tiga perempat batang pohon.

Hingga berita ini diturunkan, pihak redaksi masih berupaya mengonfirmasi Perhutani Bojonegoro selaku pengelola kawasan hutan jati. 

Berdasarkan informasi yang dihimpun, lokasi penebangan berada di Bojonegoro selatan, yang saat ini sedang mengalami aktivitas pembukaan lahan.

Editor : Arika Hutama

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network