JAKARTA, Bojonegoro.iNews.id - Bagaimana sejarah lempar jumrah saat ibadah haji? Lempar jumrah merupakan salah satu bagian dari rangkaian ibadah haji yang dilakukan dengan melempar batu kerikil sesuai waktu, tempat, dan jumlah yang telah ditentukan. Termasuk ke dalam wajib haji, umat muslim yang meninggalkan lempar jumrah harus membayar dam. Sebuah riwayat pernah membahas kewajiban melaksanakan lempar jumrah tersebut yang berbunyi, “pada tahun haji wada, Rasullah SAW memerintahkan kami agar melempar jumrah dengan pada batu kecil (kerikil)." (HR At-Thabrani).
Adapun sejarah lempar jumrah saat melaksanakan ibadah haji adalah sebagai berikut.
Sejarah lempar jumrah
saat ibadah haji Sejarah lempar jumrah saat ibadah haji ini berhubungan dengan kisah Nabi Ibrahim AS. Saat itu, Nabi Ibrahim hendak menyembelih putranya, Nabi Ismail atas perintah Allah SWT. Di tengah perjalanan menuju tempat penyembelihan, Nabi Ibrahim bertemu dengan setan yang menjelma menjadi manusia di atas sebuah batu besar.
Setan tersebut mencoba menggoda Nabi Ibrahim agar mengurungkan niatnya untuk menyembelih Nabi Ismail. Namun meskipun segala rayuan dan tipu daya setan dikerahkan, Nabi Ibrahim tetap berpegang teguh terhadap keimanannya. Di waktu yang sama, Malaikat Jibril berbisik kepada Nabi Ibrahim, “rajamlah dia!”.
Seketika, Nabi Ibrahim langsung mengambil batu kerikil dan melemparkan tujuh batu kerikil tersebut ke hadapan setan hingga setan menghilang. Tak berselang lama, setan kembali menampakkan diri di atas sebuah batu untuk menggoda Nabi Ibrahim untuk yang kedua kalinya agar mengurungkan niat menyembelih putranya.
Mengetahui hal tersebut Malaikat Jibril langsung datang dan berbisik kepada Nabi Ibrahim, “rajamlah dia!”. Nabi Ibrahim seketika melakukan hal yang sama dengan melemparkan tujuh batu kerikil ke hadapan setan hingga menghilang.
Untuk yang ketiga kalinya, setan mencoba merayu Nabi Ibrahim dan datanglah Malaikat Jibril sambil berbisik, “rajamlah dia!” Nabi Ibrahim tetap bergegas melemparkan tujuh batu kerikil ke hadapan setan.
Lempar jumroh pada masa terdahulu. (Foto : Istimewa)
Setelah pelemparan batu kerikil ketiga, setan tidak nampak lagi untuk menggoda Nabi Ibrahim yang hendak menyembelih putranya. Tak berhenti di situ, setan masih berusaha menggoda Nabi Ibrahim tetapi dengan cara yang lain, yakni melalui sang istri, Hajar.
Namun karena keimanan yang kuat, Hajar juga melakukan hal yang sama untuk menghindar dari godaan setan seperti yang dilakukan oleh sang suami. Hajar langsung mengambil tujuh batu kerikil dan melemparkannya ke hadapan setan. Tak mau menyerah, setan pun menggoda Nabi Ismail agar mau menolak ketika disembelih oleh sang ayah.
Namun Nabi Ismail melakukan hal yang sama seperti kedua orangtuanya dengan melempar tujuh buah kerikil kepada setan. Dengan demikian, penyembelihan Nabi Ismail tetap terjadi pada waktu itu. Hanya saja, Allah SWT mengganti Nabi Ismail menjadi domba ketika hendak disembelih.
Demikian sejarah lempar jumrah saat ibadah haji yang menjadi simbol bagi umat muslim untuk menghindarkan diri dari godaan setan.
Editor : Prayudianto