get app
inews
Aa Read Next : Jalur Alternatif Ponorogo-Pacitan Lumpuh, Ambles Tergerus Longsor

Pemuda Ponorogo Gendong Sapi Sekarat Sambil Menangis

Jum'at, 24 Juni 2022 | 16:28 WIB
header img
Tangkapan layar saat pemuda ponorogo menggendong sapi yang sedang sekarat. (Foto : iNews/Ahmad Subekhi)

PONOROGO, Bojonegoro.iNews.id - Video seorang pemuda di Ponorogo menggendong anak sapi sekarat sambil menangis viral di media sosial. Tindakan itu dilakukan karena merasa kasihan dan tak tega melihat kondisi sapi yang sakit akibat terserang penyakit mulut dan kuku (PMK).

Sebelum sapo digendong, peternak itu juga terlihat berbicara dengan anak sapi yang mulai lemas. Berkali-kali dia terlihat memberi semangat kepada anak sapi agar mau makan dan kembali sehat seperti sedia kala. 

"Ayo bersuara lah. Kamu kok bikin pusing perawatmu. Apau maumu. Semua sudah ku berikan. Kalau kamu terus seperti ini apa tidak kasihan yang merawatmu. Sungguh terlalu, sudah ditinggal (mati) indukmu, sekarang napasmu tinggal satu dua. Semoga jembar kuburmu," katanya sambil meneteskan air mata. 


Tangkapan layar saat pemuda Ponorogo memberi semagat anak sapi agar tetap hidup. (Foto : iNews/Ahmad Subekhi)

Informasi yang dihimpun, peternak viral menggendong anak sapi tersebut yakni Dwi Setiyono, warga Desa Pudak Kulon, Ponorogo. Hal itu dilakukan karena dia sangat berduka. Sebab, di tengah duka akibat indukan sapi perah mati, anakan sapi milik dia satu-satunya juga ikut sekarat. 

Dwi mengatakan, tindakan itu dilakukan sebagai ekspresi kesedihan atas banyaknya hewan peliharaan warga Ponorogo, termasuk miliknya yang mati akibat PMK. Padahal, beternak sapi menjadi satu-satunya mata pencaharian warga masyarakat di desanya.

Marsudi Wibowo Salah seorang warga mengatakan, sejak wabah melanda sebulan silam, hampir semua sapi sakit dan ratusan sapi mati. Penghasilan warga pun berkurang drastis karena tidak bisa menjual susu. Sementara, warga masih diwajibkan membayar angsuran karena semua peternak membeli sapi dengan modal pinjaman

Dwi menjelaskan, di saat tak ada penghasilan, peternak masih harus menanggung cicilan. Hal itulah yang menjadi persoalan besar.

"Kami semua resah. Apalagi, sejak sebilan wabah melanda, belum ada pengobatan mujarab yang bisa menyembuhkan PMK. Hampir setiap hari ada sapi yang mati," ungkapnya. 

Diketahui, hingga saat ini jumlah sapi terpapar PMK di Ponorogo terus bertambah. Hingga tanggal 23 juni, tercatatsebanyak 7.130 ekor sapi terpapar. Sapi mati dan disembelih paksa sebanyak 500 ekor. Sebagian sudah tertangani oleh dokter hewan dan sebagian belum tertangani. 

 

Editor : Prayudianto

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut