Selain Negarakertagama, Mpu Prapanca juga menulis kitab Kakawin Niratha Prakretha. Kitab ini terdiri atas 13 pupuh. Pada kitab Niratha Prakretha, Prapanca menuangkan karyanya dengan bahasa indah memikat. Karya tersebut mengandung ajaran-ajaran kearifan yang bersifat transendental. Ajaran bagi seluruh manusia yang ingin mencapai pembebasan neraka, dan mencapai nirwana.
Sedangkan, satu sastrawan lainnya yakni Mpu Tantular. Kitab Sutasoma menjadi karya Tantular semasa kejayaan Majapahit kekuasaan Hayam Wuruk. Tidak diketahui pasti kapan naskah tersebut digubah. Para sejarahwan memperkirakan bahwa naskah Kakawin Sutasoma ditulis pada 1365-1389.
Selain menulis Kakawin Sutasoma, Mpu Tantular juga menulis Kakawin Arjunawijaya. Kedua naskah tersebut ditulis dengan gaya bahasa yang sangat mirip. Naskah tersebut berisi calon Buddha Bodhisattva dilahirkan kembali sebagai Sutasoma, putra Mahaketu Raja Hastinapura.
Sementara itu, kitab Kakawin Arjunawijaya ditulis Mpu Tantular sekitar tahun 1379 Masehi. Adapun kitab Kakawin Arjunawijaya mengisahkan tentang kelahiran anak-anak Wisrawa, yaitu Dasamuka dan saudara-saudarinya, kemenangan Rahwana, atas pasukan raja-raja sekutu Arjuna Kartawirya, dan kematian Patih Suwanda, dan kemenangan Arjuna Kartawirya atas Rahwana.
Tema dan bahan Kakawin Arjunawijaya diambil dari Kitab Uttarakanda yang versi prosanya menggunakan bahasa Jawa Kuno. Di Kitab ini pula kisah Arjuna Kartawirya mengunjungi kompleks religius dharma, Siwa Buddha. Pendeta itu mengingatkan pada Arjuna Kartawirya untuk selalu memelihara candi-candi, baik yang sudah ada maupun yang mengalami kerusakan.
Editor : Prayudianto