JAKARTA, iNewsBojonegoro.id - Di Gunung Lawu pantangan memakai baju warna hijau sering sekali dikaitkan dengan Kanjeng Ratu Kidul, sang penguasa pantai Selatan Jawa. Sangat disarankan untuk tidak mengenakan baju berwarna hijau yang mencolok.
Lawu merupakan salah satu gunung yang biasa dijadikan tujuan pendakian gunung di pulau Jawa. Gunung ini terletak di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah dan Kabupaten Magetan, Jawa Timur. Gunung Lawu memiliki tinggi 3.265 mdpl.
Gunung Lawu memang memiliki keindahan alam yang eksotis, pemandangannya, hingga beberapa candi purba yang terletak di sana menjadi daya tarik tersendiri.
Namun di balik keindahan Gunung Lawu, masih terdapat banyak misteri. Salah satu yang mitos yang tidak boleh dilanggar adalah memakai baju hijau. Penasaran, ingin tahu seperti apa asal usul pantangan memakai baju warna hijau di Gunung Lawu? Berikut ini ulasannya dirangkum pada Jumat (23/9/2022).
Pendaki yang ingin mendaki Gunung Lawu, sangat disarankan agar tidak memakai baju berwarna hijau. Sebab, warna hijau adalah warna ratu pantai selatan. Banyak cerita yang beredar di sana, jika pendaki nekat mengenakan baju berwarna hijau, pendaki tersebut akan mengalami kesialan saat mendaki.
Para pendaki sangat disarankan untuk memakai baju selain warna hijau. Apabila banyak pendaki yang melanggar peraturan tersebut akan mengalami kesialan hingga tersesat saat dirinya mendaki Gunung Lawu.
Baju hijau, mitosnya merupakan warna pakaian ratu pantai selatan yang tidak boleh dipakai sembarang orang. Memang mitos tersebut keluar dari orang tua dulu sehingga Anda harus mematuhi dan menghargai kearifan lokal yang ada di sana.
Sebenarnya, semua pantangan atau mitos-mitos pasti terdapat di mana saja jika kita mengunjungi satu tempat. Semua itu kepercayaan dari masing-masing tempat yang ada, dan tugas kita hanya menghormati, lalu berperilaku sopan di tempat tersebut.
Tidak membuang sampah sembarangan agar tetap menjaga kebersihan lingkungan. Nah, sekarang setelah mengetahui mitos tersebut, apakah kalian masih ingin mendaki ke Gunung Lawu?
Editor : Prayudianto