BOJONEGORO.INEWS.ID - Sejumlah sapi milik peternak di Bojonegoro mati, penyebabnya diduga terpapar penyakit mulut dan kuku (PMK). Harapan membeli dan merawat "rojo koyo" untuk mendapat untung, justru buntung.
Seperti yang dialami salah satu peternak asal Desa Katur, Kecamatan Gayam, Kabupaten Bojonegoro. Merekapun gotong royong menguburkan sapi yang mendadak mati di pekarangan, pada Jumat (24/1/25).
‘’Sapi yang mati sejauh ini sudah lebih dari 10, setahu saya ada belasan,” ungkap Kepala Desa (Kades) Katur, Kecamatan Gayam Sukono.
Tidak hanya di Katur, peternak di sejumlah kecamatan di Bojonegoro juga mengalami hal serupa. Ada yang satu desa terdapat belasan ekor sapi yang mati.
Seperti di Desa Papringan Kecamatan Temayang Bojonegoro. Di selama Januari 2025 ini, sudah ada lebih dari 13 sapi warga yang mati akibat PMK. Namun mayoritas peternak tidak melapor, sehingga tidak tercatat.
Bahkan beberapa hari sebelumnya tim SAR mengavakuasi 8 ekor sapi, yang dibuang di Sungai bengawan solo karena diduga terpapar virus PMK.
"Ada 8 ekor, 7 di bendung gerak dan 1 di bengawan solo wilayah Kecamatan Padangan," ungkap Kepala Pelaksana BPBD Bojonegoro, Laela Nur Aeny.
Sementara itu, data di Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakan) Bojonegoro menyebutkan, hingga 27 Januari 2025, ada sebanyak 592 sapi yang terpapar PMK. Dari jumlah tersebut hanya ada 19 ekor sapi yang mati.
Hal tersebut disampaikan oleh drh Lutfi Nurrohman selaku kepala bidang Kesehatan Hewan, Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan Disnakkan Bojonegoro. Menurutnya, data sapi yang terpapar PMK itu, dihimpun dari dokter hewan di tiap kecamatan se Bojonegoro.
"Sampai dengan 27 Januari 2025 sudah sembuh 111 ekor," Ujar drh Lutfi, saat dikonfirmasi lewat pesan singkat, Rabu (29/1).
Ia menambahkan, sampai dengan saat ini pihaknya ia dan tim medis hewan di 28 kecamatan di kabupaten Bojonegoro masih melakukan vaksinasi hewan guna mencegah penyebaran PMK di wilayah kerjanya.
Selain itu, pemerintah kabupaten Bojonegoro juga telah menutup beberapa pasar sapi di kabupaten Bojonegoro guna memutus penyebaran PMK di kabupaten Bojonegoro.
"Kita juga dibantu petugas dari kodim 0813, Serta polres Bojonegoro dan BPBD melakukan penyekatan di perbatasan wilayah untuk mencegah hewan dari luar daerah masuk di Bojonegoro," Tambahnya.
Selain virus PMK yang mewabah, menurut Disnakkan, cuaca ekstrim yang melanda kabupaten Bojonegoro memperparah kondisi kesehatan sapi.
" Peternak diharap tetap waspada karena bojonegoro cuaca tiap hari hujan sudah 4 hari ini. Ketelatenan dan perhatian peternak dalam perawatan sapi yang sakit juga penting," pungkasnya.
Editor : Arika Hutama