get app
inews
Aa Text
Read Next : Peringkat 6 Jatim, Bojonegoro Sudah Terima Rp74,3 Miliar Dana Bagi Hasil Cukai Tembakau

Penambahan Etanol dalam BBM, Kaprodi Kimia Unigoro: Efektif Kurangi Emisi, Tapi Perlu Adaptasi Mesin

Kamis, 16 Oktober 2025 | 15:13 WIB
header img
Kaprodi Kimia Universitas Bojonegoro (Unigoro), M. Bakhru Thohir, S.Si., M.Sc. saat di ruang Lab Unigoro. Foto: iNews Bjn

BOJONEGORO, iNewsBojonegoro.id – Rencana pemerintah menambahkan 10 persen etanol (E10) ke dalam bahan bakar minyak (BBM) sebagai bagian dari upaya transisi energi berkelanjutan menuai perhatian publik. Kepala Program Studi (Kaprodi) Kimia Universitas Bojonegoro (Unigoro), M. Bakhru Thohir, S.Si., M.Sc., menilai kebijakan ini sebagai langkah strategis untuk mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil.

“Lebih-lebih jika etanolnya berasal dari alam atau bioetanol. Sehingga ada semacam konversi agar jumlah konsumsi BBM berbahan fosil turun, lalu etanolnya masuk. Kebijakan ini menjadi ramai diperbincangkan karena masyarakat tidak siap sebetulnya,” terang Bakhru saat ditemui, Kamis (16/10/2025).

Menurutnya, penggunaan etanol sebagai bahan bakar bukan hal baru. Etanol, seperti halnya spirtus, memiliki sifat mudah terbakar. Namun, penerapannya sebagai campuran BBM (E10) memerlukan kesiapan teknis, terutama pada sistem mesin kendaraan yang harus kompatibel.

“BBM fosil yang mengandung etanol harus beradaptasi dengan komponen mesin kendaraan. Etanol sebenarnya bisa menaikkan nilai oktan. Karena nilainya di atas RON 100, lebih tinggi dibanding Pertalite dan Pertamax yang biasa dikonsumsi masyarakat,".

"Nilai RON yang lebih kecil punya sifat auto burning. Semakin tinggi nilai oktannya, maka akan lebih tahan tekanan dalam mesin dan panas,” jelas akademisi yang juga aktif melakukan riset tentang sintesis hijau ini.

Lebih lanjut, Bakhru mengakui bahwa penggunaan etanol dalam jangka panjang berpotensi menyebabkan korosi pada mesin. Namun, risiko tersebut bisa diminimalkan dengan penggunaan material mesin yang tahan karat atau menambahkan aditif khusus dalam BBM untuk mencegah kerusakan akibat uap air.

“Kenapa bisa membuat korosi? Karena alkohol itu memiliki ikatan hidrogen, ikatan yang khas di air. Adanya uap air yang masuk ke bahan bakar bisa menyebabkan korosi, membakar elektron antara larutannya dengan permukaan,".

"Tapi sisi positifnya, penambahan etanol akan meningkatkan pembakaran sempurna. Sedangkan pembakaran yang tidak sempurna justru akan menghasilkan karbon dioksida yang tinggi,” tandasnya.

Dengan berbagai pertimbangan teknis dan ilmiah, Bakhru menegaskan pentingnya edukasi dan kesiapan infrastruktur sebelum kebijakan ini diterapkan secara luas di masyarakat.

Editor : Dedi Mahdi

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut