get app
inews
Aa Text
Read Next : Pemkab Bojonegoro Raih Penghargaan Nasional atas Komitmen Serap Lulusan PPG

Mengajar Sambil Berkesenian, Lila Kavya Jadi Teladan Guru Seni Budaya di Bojonegoro

Kamis, 27 November 2025 | 08:49 WIB
header img
Guru SMPN 5 Bojonegoro Lila Kavya, sosok yang Inspiratif, Selalu Inovatif Merawat Seni Tradisi di Era Digital. Foto: dok Pemkab

BOJONEGORO, iNewsBojonegoro.id - Di tengah derasnya budaya populer dan arus digital, sosok Nurlila—guru Bahasa Jawa dan Seni Budaya di SMPN 5 Bojonegoro—hadir sebagai pendidik yang mampu menjaga nyala tradisi. Perempuan yang akrab disapa Lila Kavya ini bukan hanya mengajar di ruang kelas, tetapi juga menjadi motor penggerak lahirnya kecintaan siswa terhadap seni lokal.

Lila, yang berasal dari Desa Sidobandung, Kecamatan Balen, juga dikenal sebagai sinden muda yang aktif tampil di berbagai panggung budaya, mulai dari acara daerah hingga Anjungan Jawa Timur di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta. “Jadi guru dan sinden memang cita-cita sejak kecil. Bersyukur keduanya bisa berjalan selaras,” tuturnya.

Kecintaan pada Seni Tradisi yang Tumbuh Sejak Kecil

Terlahir dari keluarga seniman, Lila sejak kecil kerap diajak ayah, pakdhe, dan budhenya menghadiri pagelaran tayub. Dari kebiasaan itulah ia jatuh cinta pada tembang Jawa. Meski bakatnya terlihat sejak remaja, sang ayah baru mengizinkannya tampil saat ia berusia 15 tahun. “Sejak SMP sampai kuliah, semuanya saya jalani,” terangnya. dikutip Bojonegoro.iNews.id dari laman pemkab.

Setelah mulai mengajar di SMPN 5 pada 2018, Lila memadukan perannya sebagai pendidik dan seniman. Ia mengemas pembelajaran seni tradisi dengan pendekatan kreatif dan dekat dengan dunia siswa. Mulai dari menerjemahkan lagu asing ke bahasa Jawa, membuat cover versi siswa, hingga mengajak mereka mengapresiasi pagelaran seni lokal.

Dari Ketoprak hingga Oklik, Lila Bangkitkan Tradisi Lewat Karya

Lila mengembangkan pembelajaran bertahap: dari memainkan naskah ketoprak, menulis drama berbahasa Jawa, hingga memproduksi karya teater. Tahun ini, ia menyiapkan pagelaran drama tari berbahasa Jawa.

Tak berhenti di kelas, Lila juga memperkenalkan kesenian oklik khas Bojonegoro, yang membawa siswanya tampil dalam Bojonegoro Cross Culture bersama peserta mancanegara. Ia turut menghidupkan seni Langen Beksan Bojonegaran, membimbing pembuatan konten aksara Jawa, hingga menyunting antologi cerkak karya siswa. Ekstrakurikuler karawitan yang ia bina berjalan rutin setiap Kamis.

Tantangan terbesar yang ia hadapi adalah stigma bahwa seni tradisi dianggap kuno. Lila mengatasinya dengan mengawinkan unsur modern dan tradisi: mentranskripsi film animasi ke aksara Jawa, menerjemahkan dialog asing, hingga membuat proyek musik kolaboratif. “Minat mereka meningkat. Banyak alumni masih konsultasi soal konten Jawa. Bahkan ada yang sudah tampil di luar Bojonegoro,” ungkapnya.

Saat ini, siswa binaannya tengah mempersiapkan pentas sandur dengan instrumen dari barang bekas, tari kontemporer bersama seniman Anang Setiawan, dan pertunjukan pantomim bersama seniman Takim Kok Gito-Gito.

Prestasi Mengalir, Panggung Lokal hingga Nasional

Berkat pembinaan intensif, siswa-siswa Lila telah meraih berbagai prestasi: Juara 2 dan 3 FLS2N kreasi musik tradisi, Harapan 1 FLS2N, Juara 1 dan 2 Pantomim Live Show Dinas Perpustakaan dan Kearsipan, finalis 10 besar Seblak Sampur Kabupaten Bojonegoro, hingga juara tiga Festival Teater Pantomim Pelajar dan Mahasiswa Nasional UNESA.

Di sisi lain, Lila juga aktif tampil di berbagai panggung bergengsi: Gedung Kesenian Cak Durasim Surabaya, Anjungan Jawa Timur TMII, hingga pagelaran ketoprak bersama OPD Pemkab Bojonegoro. Ia bahkan ambil bagian dalam pertukaran budaya bersama mahasiswa Malaysia di Dolokgede.

Harapan di Hari Guru: Lebih Banyak Ruang untuk Seni Tradisi

Memperingati Hari Guru Nasional 25 November 2025, Lila berharap semakin banyak pendidik membuka ruang bagi seni tradisi di sekolah. “Dari konten digital sederhana pun, kita bisa memasukkan nilai tradisi ke dunia mereka. Tidak harus kaku pada pakem, yang penting ruhnya tersampaikan,” ujarnya.

Ia juga mendorong penguatan program seniman masuk sekolah sebagai jembatan untuk menggali potensi seni siswa.

Di tangan sosok seperti Lila Kavya, seni tradisi tidak hanya hidup di panggung, tetapi juga tumbuh dalam imajinasi generasi muda.

Editor : Arika Hutama

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut