5.130 Hektar Lahan Disiapkan, Proyek Bioetanol Bojonegoro Rp22,8 Triliun Tunggu Izin Kemenhut

BOJONEGORO, iNewsBojonegoro.id - Rencana pembangunan pabrik bioetanol–metanol di kawasan hutan Bojonegoro hingga kini masih menunggu persetujuan pelepasan kawasan hutan dari Kementerian Kehutanan. 

Dengan belum turunnya izin tersebut, proyek berskala besar ini belum dapat memasuki tahap konstruksi.

Administratur Perhutani KPH Bojonegoro, Slamet Juwanto, menyampaikan bahwa pabrik direncanakan berdiri di RPH Sawitrejo BKPH Clangap, berdekatan dengan fasilitas Gas JTB. 

Perhutani telah menyiapkan lahan seluas 5.130 hektare, yang terdiri atas 130 hektare untuk pembangunan pabrik dan 5.000 hektare untuk penanaman sorgum sebagai bahan baku.

Sebagian lahan akan digunakan sebagai kebun bibit sorgum, sedangkan proses penanaman dilakukan dengan sistem tumpangsari oleh petani hutan. 

“Industri bioetanol ini akan memberikan multiplier effect bagi peningkatan pendapatan petani hutan,” ujar Slamet, Rabu (3/12/2025).

Dari sisi investasi, proyek pabrik etanol–metanol tersebut diproyeksikan menelan biaya hingga Rp22,8 triliun. 

Sekretaris Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Bojonegoro, Joko Tri Cahyono, mengungkapkan bahwa pembangunan ditargetkan mulai pada 2027. 

Ia menegaskan bahwa proyek ini termasuk dalam daftar proyek strategis nasional (PSN).
“Untuk etanol–metanol ini, insyaallah mulai dibangun tahun 2027,” ujar Joko saat menjadi narasumber dalam diskusi Ngaji bertema “Trauma & Calon Investor: Mitos atau Realitas” di kanal YouTube Dewan Jegrank.

Joko menambahkan, pada awal 2025 telah datang investor dari Jepang untuk meninjau langsung lokasi rencana pembangunan. 

Ia berharap kehadiran investasi hijau berskala besar ini dapat memperkuat sektor energi terbarukan dan membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat Bojonegoro.

Editor : Arika Hutama