Museum 13 : Misi Penyelamatan Fosil di Bojonegoro Sejak 1989

Sedangkan gading bagian femur juga pernah ditemukan di Desa Bareng, kecamatan Ngasem pada 2016 silam. Dengan perkiraan umur antara 300 ribu hingga 10 ribu tahun. Masih banyak lagi temuan-temuan lain di wilayah Bojonegoro yang sudah tak terhitung lagi.
Pengelolaan museum secara mandiri ini pun mendapat bantuan konservasi dari Sragen dan Museum Geologi Bandung. Sehingga ilmu baru bagaimana cara pemetaan lapangan dan observasi bersumber langsung dari ahlinya.
Salah satu koleksi Pecahan perahu besi Ngraho di dasar Sungai Bengawan Solo, Desa Padang, Kec. Trucuk. Penemu Dinas Budpar Bojonegoro pada 2005. (Foto : DH Kominfo)
“Kami juga memiliki agenda dengan siswa-siswi untuk terjun langsung praktik, seperti saat bersama Balai Arkeologi Yogjakarta. Siswa terlibat langsung dalam proses ekskavasi Situs Wotanngare atau belajar mengidentifikasi artefak, kegiatan bersama siswa ini dapat menumbuhkan rasa untuk peduli terhadap peninggalan bersejarah,” pungkasnya.
Editor : Prayudianto