Mengetahui hal tersebut Malaikat Jibril langsung datang dan berbisik kepada Nabi Ibrahim, “rajamlah dia!”. Nabi Ibrahim seketika melakukan hal yang sama dengan melemparkan tujuh batu kerikil ke hadapan setan hingga menghilang.
Untuk yang ketiga kalinya, setan mencoba merayu Nabi Ibrahim dan datanglah Malaikat Jibril sambil berbisik, “rajamlah dia!” Nabi Ibrahim tetap bergegas melemparkan tujuh batu kerikil ke hadapan setan.
Lempar jumroh pada masa terdahulu. (Foto : Istimewa)
Setelah pelemparan batu kerikil ketiga, setan tidak nampak lagi untuk menggoda Nabi Ibrahim yang hendak menyembelih putranya. Tak berhenti di situ, setan masih berusaha menggoda Nabi Ibrahim tetapi dengan cara yang lain, yakni melalui sang istri, Hajar.
Namun karena keimanan yang kuat, Hajar juga melakukan hal yang sama untuk menghindar dari godaan setan seperti yang dilakukan oleh sang suami. Hajar langsung mengambil tujuh batu kerikil dan melemparkannya ke hadapan setan. Tak mau menyerah, setan pun menggoda Nabi Ismail agar mau menolak ketika disembelih oleh sang ayah.
Namun Nabi Ismail melakukan hal yang sama seperti kedua orangtuanya dengan melempar tujuh buah kerikil kepada setan. Dengan demikian, penyembelihan Nabi Ismail tetap terjadi pada waktu itu. Hanya saja, Allah SWT mengganti Nabi Ismail menjadi domba ketika hendak disembelih.
Demikian sejarah lempar jumrah saat ibadah haji yang menjadi simbol bagi umat muslim untuk menghindarkan diri dari godaan setan.
Editor : Prayudianto
Artikel Terkait