Keberadaan wadah kesenian secara formal dianggap bakal menaikkan derajat legitimasi kesenian di Bojonegoro. Baik itu seni tradisi ataupun bentuk serta pelaku seni yang lebih modern. Hingga saat ini, Kabupaten Bojonegoro sendiri masih belum mempunyai wadah kesenian yang formal.
“Untuk sementara ya kami bergerak sendiri-sendiri, ibaratnya seperti rumput yang tak terurus. Tumbuh subur, tapi belum terpelihara,” tambah Eko Peye, operator Bale Parawangsa.
Tadarus Sastra sendiri merupakan kegiatan rutin seniman sastra di Bojonegoro yang digelar saat bulan Ramadhan tiba. Selain diisi dengan pembacaan puisi, kegiatan tersebut diakhir dengan diskusi-diskusi yang membahas perkembangan seni sastra di Bojonegoro.
M. Fauzi yang juga Ketua Lesbumi NU Bojonegoro ini menyampaikan, “Saya siap untuk memeriahkan bila ini secara rutin digelar,” pungkasnya.
Editor : Prayudianto
Artikel Terkait