BOJONEGORO, iNewsBojonegoro.id - Kekhawatiran para orang tua terhadap program Makan Bergizi Gratis (MBG) semakin meluas setelah kasus keracunan massal terus bertambah di sejumlah daerah.
Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) mencatat hingga Kamis (25/9/2025), total ada 6.452 kasus keracunan MBG di Indonesia.
Koordinator JPPI, Ubaid Matraji, menyebut lonjakan kasus tersebut sangat signifikan dalam beberapa hari terakhir. “Korban semakin lama semakin bertambah banyak, bahkan angkanya meningkat tidak hanya ratusan tapi ribuan setiap harinya,” ujarnya.
Di Bojonegoro, kasus serupa juga terjadi. Pada Rabu (24/9/2025), sebanyak tujuh siswa SD Negeri di Desa Semanding, Kecamatan Kota Bojonegoro, dilarikan ke UGD RSUD Sosodoro Djatikoesoemo setelah diduga keracunan menu MBG.
Peristiwa tersebut membuat sejumlah wali murid di Bojonegoro semakin resah. Mereka bahkan memilih melarang anak-anaknya makan MBG di sekolah.
“Melihat video-video banyaknya pelajar yang keracunan MBG itu membuat saya khawatir anak saya bisa mengalami hal serupa,” ujar A, salah satu wali murid asal Bojonegoro yang tak mau disebut namanya karena khawatir bisa berdampak bagi anak di sekolah.
Ia mengaku sudah meminta anaknya untuk tetap menerima makanan MBG, namun tidak mengonsumsinya. “Nanti dikembalikan atau dikumpulkan lagi omprengnya, tapi tak usah dibuka,” tambahnya.
Keluhan senada juga datang dari wali murid lainnya. Mereka mengaku anak-anaknya sering merasa sakit perut dan pusing setelah mengonsumsi MBG, meski tidak sampai dibawa ke rumah sakit.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Bojonegoro, Anwar Murtadlo, belum memberikan jawaban saat dikonfirmasi terkait peristiwa keracunan, serta apakah boleh pelajar atau wali murid menolak MBG, meski sudah berulang kali dikonfirmasi melalui telepon maupun pesan WhatsApp.
Editor : Arika Hutama
Artikel Terkait