Hangat dan Sakral, Malam Tasyakuran Hari Jadi Bojonegoro ke-348 Penuh Makna

Arika Hutama
Malam tasyakuran Peringatan HJB ke 348 di Pendopo Pemkab Bojonegoro. Foto: Arika / iNews Bjn

BOJONEGORO, iNewsBojonegoro.id - Suasana hangat dan penuh kekeluargaan menyelimuti Pendopo Malowopati, Minggu malam (19/10), saat digelar Malam Tasyakuran Hari Jadi Bojonegoro (HJB) ke-348. Ratusan warga dari berbagai kalangan hadir bergabung bersama jajaran Pemerintah Kabupaten Bojonegoro dalam nuansa kebersamaan dan rasa syukur.

Tahun ini, HJB mengusung tema “Bersinergi untuk Bojonegoro Mandiri”, menandai pentingnya kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan dunia pendidikan dalam mewujudkan daerah yang berdaya, berbudaya, dan mandiri.

Kirab Api Abadi Kayangan Api Buka Rangkaian Acara

Acara diawali dengan kirab budaya pembawa api abadi dari Kayangan Api — simbol semangat perjuangan dan nilai luhur masyarakat Bojonegoro. Kirab dipimpin oleh Camat Ngasem Iwan Sopian, dan diiringi cucuk lampah serta gema sholawat sepanjang perjalanan menuju Pendopo Malowopati. Api abadi diserahkan kepada Bupati Bojonegoro, Setyo Wahono, sebagai penanda dimulainya puncak perayaan HJB ke-348.

Santunan, Doa Lintas Agama, dan Pesan dari Bupati

Setelah prosesi penyemayangan api, acara dilanjutkan dengan penyerahan santunan kepada anak yatim dan dhuafa, sebagai bentuk rasa syukur dan kepedulian sosial dari seluruh elemen masyarakat. Kemudian, doa lintas agama dipanjatkan bersama-sama, memohon keberkahan dan kemajuan bagi Kabupaten Bojonegoro.

Dalam sambutannya, Bupati Bojonegoro Setyo Wahono mengingatkan kembali nilai sejarah penetapan 20 Oktober 1677 sebagai hari lahir Kabupaten Bojonegoro, kala wilayah ini lepas dari kekuasaan Mataram dan berdiri sebagai kabupaten mandiri.

“Semangat, keinginan, dan perjuangan para leluhur harus terus kita nyalakan. Nilai-nilai gotong royong dan budaya Mataraman adalah karakter Bojonegoro yang menjadikan kita kuat dan mandiri,” tegas Bupati.

MoU dengan 8 Perguruan Tinggi: Pendidikan Jadi Mitra Strategis

Malam tasyakuran juga menjadi momentum penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara Pemerintah Kabupaten Bojonegoro dengan delapan rektor dari berbagai perguruan tinggi. Kerja sama ini memperkuat sinergi antara akademisi dan pemerintah dalam mendorong pembangunan berbasis ilmu pengetahuan.

Rektor UPN “Veteran” Jawa Timur, Akhmad Fauzi, menyampaikan bahwa perguruan tinggi tak hanya bertugas mencetak lulusan dan melakukan riset, tetapi juga harus hadir langsung memberi dampak kepada masyarakat.

“Ini langkah strategis membangun pembangunan berkelanjutan yang inklusif dan berbasis pengetahuan,” ungkapnya.

Penghargaan, Pemotongan Tumpeng, dan Kebersamaan

Acara malam itu ditutup dengan penyerahan penghargaan bagi pemenang lomba desain logo HJB ke-348, prosesi hastungkara dan pemotongan tumpeng, serta ramah tamah bersama seluruh undangan.

Melalui tema “Bersinergi untuk Bojonegoro Mandiri”, Pemerintah Kabupaten Bojonegoro menegaskan bahwa kemandirian hanya dapat dicapai melalui kebersamaan dan sinergi lintas sektor. Pemerintah, masyarakat, akademisi, dan semua elemen harus berjalan seiring, saling memperkuat dan berkontribusi sesuai peran masing-masing.

Editor : Dedi Mahdi

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network