SURABAYA, iNewsBojonegoro.id – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Juanda mengeluarkan peringatan dini terkait potensi cuaca ekstrem di Jawa Timur pada periode 30 November–9 Desember 2025.
Kepala Stasiun Meteorologi Kelas I Juanda, Taufiq Hermawan, menjelaskan bahwa sejumlah wilayah, termasuk Bojonegoro dan Tuban, berpotensi mengalami bencana hidrometeorologi akibat peningkatan aktivitas atmosfer.
Menurut Taufiq, hampir seluruh wilayah Jawa Timur telah memasuki musim hujan dan dalam sepuluh hari mendatang diprediksi terjadi intensifikasi cuaca ekstrem.
Fenomena ini dipicu oleh adanya gelombang atmosfer Low, Kelvin, dan Rossby yang melintas di atas wilayah Jawa Timur. Kondisi ini diperkuat dengan suhu muka laut tinggi di perairan Selat Madura serta atmosfer yang labil dan lembap dari lapisan bawah hingga atas.
“Pertumbuhan awan konvektif akan sangat dominan. Masyarakat perlu mewaspadai hujan sedang hingga lebat disertai petir dan angin kencang, termasuk potensi puting beliung maupun hujan es,” ujar Taufiq dalam pernyataan resmi, yang diterima redaksi Bojonegoro.iNews.id Minggu (30/11).
Ia menegaskan bahwa daerah dengan topografi curam atau dekat tebing memiliki risiko besar terkena dampak seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor, pohon tumbang, hingga gangguan jarak pandang.
Aktivitas masyarakat, termasuk mobilitas harian dan pekerjaan luar ruang, dapat terganggu akibat perubahan cuaca yang terjadi secara mendadak.
BMKG mengimbau masyarakat dan pemerintah daerah meningkatkan kewaspadaan serta memastikan kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana hidrometeorologi.
Masyarakat juga diminta terus mengikuti pembaruan informasi cuaca resmi melalui citra radar cuaca WOFI, peringatan dini tiga harian, dan peringatan dini 23 jam yang tersedia di kanal BMKG Juanda.
“Kami mengajak masyarakat untuk memantau informasi cuaca terkini hanya dari sumber resmi BMKG. Informasi tersedia melalui website, media sosial @infobmkgjuanda, layanan telepon 24 jam, dan WhatsApp resmi,” tambahnya.
Peringatan ini mencakup sebagian besar wilayah Jawa Timur, termasuk Tuban, Lamongan, Bojonegoro, Banyuwangi, Gresik, Jember, Malang, Mojokerto, dan Surabaya, yang diprediksi terdampak peningkatan cuaca ekstrem selama periode tersebut.
Editor : Arika Hutama
Artikel Terkait
