SURABAYA, iNewsBojonegoro.id - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kelas I Juanda mengeluarkan peringatan dini terkait potensi cuaca ekstrem di sejumlah wilayah Jawa Timur pada periode 11–20 Desember 2025. Cuaca ekstrem tersebut berpotensi memicu bencana hidrometeorologi seperti hujan sedang hingga lebat, banjir, banjir bandang, tanah longsor, angin kencang, puting beliung, serta hujan es.
Kepala BMKG Juanda, Taufiq Hermawan, menjelaskan bahwa hampir seluruh wilayah Jawa Timur telah memasuki puncak musim hujan. Dalam 10 hari ke depan, intensitas cuaca ekstrem diperkirakan meningkat dan dapat mengganggu berbagai aktivitas masyarakat.
“Potensi ini dipengaruhi oleh Bibit Siklon Tropis 93S yang terdeteksi di Samudra Hindia selatan NTB. Sistem tersebut memberikan dampak tidak langsung berupa hujan berintensitas sedang hingga lebat, disertai peningkatan tinggi gelombang di perairan Jawa Timur,” jelas Taufiq, dalam keterangan pers yang diterima tim Bojonegoro.iNews.id, jumat (12/12).
Selain itu, sejumlah fenomena atmosfer seperti gelombang atmosfer Low, Kelvin, dan Rossby turut melintas di wilayah Jawa Timur. Kondisi suhu muka laut di Selat Madura yang masih hangat serta atmosfer lokal yang labil dan lembap dari lapisan bawah hingga atas semakin mendukung pembentukan awan konvektif pemicu hujan lebat, petir, dan angin kencang.
BMKG mengimbau masyarakat, pemerintah daerah, dan instansi terkait untuk mewaspadai perubahan cuaca yang terjadi secara tiba-tiba. “Kami mengingatkan agar masyarakat tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem selama periode tersebut,” ujar Taufiq.
Wilayah bertopografi curam, bergunung, atau berbukit diminta meningkatkan kewaspadaan karena rawan terdampak banjir, banjir bandang, tanah longsor, pohon tumbang, jalan licin, serta berkurangnya jarak pandang. BMKG juga menganjurkan masyarakat untuk memantau kondisi cuaca terkini melalui citra radar cuaca WOFI.
Daerah Berpotensi Terdampak
Sejumlah kabupaten/kota berpotensi mengalami cuaca ekstrem, antara lain:
Pacitan, Ponorogo, Trenggalek, Tulungagung, Blitar, Kediri, Malang, Lumajang, Jember, Banyuwangi, Bondowoso, Situbondo, Probolinggo, Pasuruan, Sidoarjo, Mojokerto, Jombang, Nganjuk, Madiun, Magetan, Ngawi, Bojonegoro, Tuban, Lamongan, Gresik, Bangkalan, Sampang, Pamekasan, Sumenep, serta kota Kediri, Blitar, Malang, Probolinggo, Pasuruan, Mojokerto, Madiun, Surabaya, dan Batu.
Editor : Dedi Mahdi
Artikel Terkait
