Menurut survei Reuters, realisasi tersebut jauh dari peningkatan yang dijanjikan sekitar 275.000 barel per hari Peningkatan produksi di Arab Saudi dan sejumlah produsen besar lainnya mengimbangi penurunan produksi di Nigeria dan Libya yang sedang mengalami kerusuhan politik.
"Kemungkinan ini membuat kelompok OPEC sulit memenuhi kuota produksi yang baru ditingkatkan," kata analis ANZ Research dalam sebuah catatan.
Perusahaan nasional Libya mencatatkan penurunan ekspor minyak menjadi 365.000 bph hingga 409.000 bph. Capaian itu turun sekitar 865.000 barel per hari dibandingkan dengan tingkat normal.
Kisruh politik di Libya diperkirakan bakal memukul pasokan minyak. Lebih jauh, pemogokan yang direncanakan oleh pekerja migas di Norwegia pada pekan ini dinilai dapat memangkas produksi minyak dan kondensat negara itu sebesar 130.000 barel per hari.
Pada pekan ini, pasar minyak akan menunggu rilis harga resmi untuk Agustus dari eksportir utama minyak Arab Saudi. Reuters memperkirakan harga jual resmi minyak mentah Arab Light dapat naik sekitar USD2,40 per barel dari bulan sebelumnya.
Editor : Prayudianto