PD Muhammadiyah Bojonegoro Kutuk Tindakan Pembacokan Saat Salat Subuh di Mushola Kedungadem

BOJONEGORO.INEWS.ID – Pimpinan Daerah (PD) Muhammadiyah Bojonegoro menyampaikan pernyataan sikap resmi menyusul insiden pembunuhan yang terjadi saat salat subuh berjamaah di Musala Al Manar, milik Muhammadiyah, di Kecamatan Kedungadem, Selasa (29/4/2025).
Insiden tragis tersebut mengakibatkan satu orang meninggal dunia dan dua lainnya mengalami luka serius akibat serangan senjata tajam. Meskipun peristiwa terjadi di lingkungan Muhammadiyah, organisasi menyatakan bahwa motif pembunuhan tidak berkaitan dengan aktivitas keagamaan ataupun organisasi.
"Walaupun peristiwa ini terjadi di musala milik Muhammadiyah, kami tegaskan bahwa pembunuhan tersebut dilatarbelakangi dendam pribadi antara pelaku dan korban," tegas Drs. H. Sholikin Jamik, S.H., M.H., Wakil Ketua PD Muhammadiyah Bojonegoro Bidang Kebijakan Publik, Selasa (29/4/2025).
Muhammadiyah secara tegas menyampaikan beberapa poin sikap atas insiden tersebut:
Sikap PD Muhammadiyah Bojonegoro
1. Mengutuk kekerasan: Muhammadiyah mengutuk tindakan kekerasan dan pembunuhan dalam bentuk apapun.
2. Menghargai kehidupan: Muhammadiyah menghargai kehidupan dan martabat manusia, serta berupaya untuk melindunginya.
3. Meningkatkan kesadaran: Muhammadiyah berupaya meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya toleransi, kasih sayang, dan perdamaian.
Ajaran Islam
1. Hukumnya haram: Dalam ajaran Islam, pembunuhan terhadap jiwa yang tidak bersalah adalah haram dan berdosa besar.
2. Pentingnya perdamaian: Islam menekankan pentingnya perdamaian dan kasih sayang dalam berinteraksi dengan sesama manusia.
Tindakan Muhammadiyah
1. Mengadakan kegiatan sosial: Muhammadiyah mengadakan kegiatan sosial untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya perdamaian dan toleransi.
2. Mengembangkan pendidikan: Muhammadiyah mengembangkan pendidikan yang berbasis pada nilai-nilai Islam dan kemanusiaan.
"Dengan demikian, Muhammadiyah menunjukkan sikap yang jelas dalam mengutuk tindakan pembunuhan dan kekerasan, serta berupaya meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya perdamaian dan toleransi," pungkas Sholikin Jamik.
Editor : Arika Hutama