get app
inews
Aa Text
Read Next : AJI: Kebebasan Pers di Indonesia Memburuk, Kasus Kekerasan Jurnalis Meningkat

Hari Kebebasan Pers Sedunia 2025, Dorong Keberlanjutan Media dan Demokrasi

Sabtu, 03 Mei 2025 | 19:16 WIB
header img
Foto Jurnalis saat melalukan peliputan. (Foto: dok AJI Indonesia)

BOJONEGORO.INEWS.ID – Dalam rangka memperingati Hari Kebebasan Pers Sedunia 2025, Komite Tanggung Jawab Perusahaan Platform Digital untuk Jurnalisme Berkualitas (KTP2JB) bersama Indonesian Institute of Journalism (IIJ) menggelar serangkaian kegiatan di Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta, pada 3-4 Mei 2025. Kegiatan ini mengangkat tema “Media Sustainability: Strengthening Democracy and Public Trust”.

Acara dua hari ini menghadirkan berbagai kalangan seperti jurnalis, praktisi media, akademisi, mahasiswa, pegiat literasi media, platform digital, dan perwakilan pemerintah. Mereka berkumpul untuk membahas tantangan keberlanjutan media serta upaya memperkuat demokrasi dan kepercayaan publik melalui jurnalisme berkualitas.

"Di era digital, keberlangsungan jurnalisme berkualitas menghadapi tantangan besar. Karena itu, kolaborasi semua pihak sangat penting agar jurnalis tetap dapat bekerja secara independen tanpa tekanan," kata Ketua KTP2JB, Suprapto, Jumat (2/5/2025).

Ia menegaskan pentingnya menjadikan Hari Kebebasan Pers Sedunia sebagai momentum memperkuat komitmen terhadap perlindungan kebebasan pers serta mendorong terciptanya ekosistem media yang adil dan berkelanjutan.

Ketua Panitia kegiatan, Sasmito Madrim, menyebutkan bahwa kondisi pers Indonesia saat ini menghadapi tantangan serius. “Demokrasi juga sedang diuji. Namun sebagai komunitas pers, kita harus tetap optimis dan merespons dengan kebijakan terbaik untuk keberlanjutan media,” ujarnya.

Beragam acara digelar dalam rangkaian kegiatan ini, mulai dari seminar, diskusi publik, lokakarya jurnalisme, jalan sehat (fun walk), hingga bazar media. Sasmito menekankan bahwa peringatan ini bukan hanya seremoni, melainkan ruang pertukaran ide untuk menciptakan solusi konkret.

Isu keberlanjutan media yang diangkat KTP2JB dan IIJ sejalan dengan temuan Reporters Without Borders (RSF). Dalam World Press Freedom Index 2025, RSF menyebut bahwa indikator ekonomi media berada dalam titik kritis. “Penurunan terus berlanjut pada 2025 dan kini kebebasan pers global diklasifikasikan sebagai situasi ‘sulit’ untuk pertama kalinya,” tulis RSF.

Indonesia juga mencatat penurunan signifikan dalam indeks kebebasan pers. Dari peringkat ke-111 pada 2024, Indonesia kini menempati posisi ke-127 pada 2025, dengan skor 44,13 poin. Penurunan ini menempatkan Indonesia dalam kategori negara dengan kebebasan pers yang “sulit”.

RSF mencatat bahwa di kawasan Asia Pasifik, kebebasan pers terganggu oleh dominasi rezim otoriter yang mengendalikan informasi, serta konsentrasi kepemilikan media oleh elite politik yang mengancam keberagaman informasi. Tekanan ekonomi juga dialami media independen di negara demokrasi seperti Taiwan dan Australia.

Hari Kebebasan Pers Sedunia diperingati setiap 3 Mei sebagai pengingat pentingnya menjamin kebebasan berpendapat dan kemerdekaan pers. Indonesia, sebagai negara demokrasi besar, kini dihadapkan pada tantangan serius mulai dari tekanan politik, transformasi digital, hingga kesejahteraan pekerja media.

“Perubahan tidak bisa dicapai dalam satu atau dua hari. Setelah acara ini, kita perlu lebih banyak ruang tukar pikiran dan eksperimen kolaboratif,” kata Sasmito.

Ia menekankan bahwa ruang-ruang pertemuan antar pemangku kepentingan perlu diperbanyak untuk memperkuat media sebagai pilar demokrasi. Melalui kolaborasi antara media, pemerintah, akademisi, dan masyarakat, diharapkan lahir ekosistem informasi yang lebih sehat dan kredibel.

Editor : Dedi Mahdi

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut