Pemkab Gandeng RSCM dan Pemkab Tulungagung, Transformasi RSUD Bojonegoro

BOJONEGORO.INEWS.ID– Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro terus berupaya meningkatkan mutu pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Hal ini ditandai dengan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) bertajuk Transformasi RSUD, bersama Pemkab Tulungagung dan Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jumat (23/5/2025).
Acara ini juga dirangkai dengan peresmian Gedung Pelayanan Jantung dan Pembuluh Darah Terpadu di Gedung I RSUD Sosodoro Djatiekoesoemo. Hadir dalam kegiatan ini Bupati Bojonegoro Setyo Wahono, Wakil Bupati Nurul Azizah, serta jajaran Forkopimda.
Komitmen Tingkatkan Pelayanan Kesehatan
Bupati Bojonegoro Setyo Wahono menyatakan bahwa kerja sama dengan pemerintah pusat merupakan langkah strategis untuk meningkatkan kualitas layanan kesehatan di daerah.
“Pemkab Bojonegoro memiliki satu program prioritas yakni peningkatan layanan kesehatan untuk memperkuat jaminan kesehatan dan menjadikan RSUD Sosodoro menjadi RS unggulan,” jelasnya.
Mas Wahono, sapaan akrabnya, menambahkan bahwa langkah ini juga bagian dari upaya memperluas cakupan Universal Health Coverage (UHC) yang per April 2025 telah mencapai 98,51%, serta mendongkrak angka harapan hidup yang kini mencapai 74,91 tahun.
Di Bojonegoro, saat ini terdapat 4 rumah sakit milik Pemkab, 1 milik Polri, dan 6 rumah sakit swasta. Dengan jumlah tersebut, transformasi rumah sakit dipandang penting untuk menghadirkan layanan kesehatan terbaik kepada masyarakat.
“Maka kami bermimpi RSUD Sosodoro menjadi RS tipe A, kami sudah melakukan asesmen, SDM, sarana prasarana bertahap, semoga bisa terpenuhi semua,” ungkapnya.
Transformasi Menyeluruh dan Kolaboratif
Transformasi rumah sakit ini tidak hanya difokuskan pada peningkatan layanan medis, tetapi juga mencakup aspek digitalisasi, manajemen, organisasi, hingga infrastruktur. Langkah ini diharapkan dapat memperluas jangkauan pelayanan hingga ke luar wilayah Bojonegoro.
Manager Hukum, Hubungan Masyarakat dan Promosi Kesehatan RSCM, Yoga Nara Yulian, yang hadir mewakili Direktur RSCM, menyatakan bahwa pihaknya siap mendukung proses transformasi yang dilakukan RSUD Sosodoro.
“Semoga kita bisa berkolaborasi dengan baik. Semoga layanan kesehatan di Bojonegoro menjadi makin baik,” ungkapnya.
Dukungan juga datang dari Pemkab Tulungagung. Asisten Administrasi Umum Sekretariat Daerah Kabupaten Tulungagung, Imroatul Mufida, menyebut kerja sama antar daerah ini sebagai bentuk sinergi untuk meningkatkan efektivitas pelayanan dasar.
“Kerja sama ini dalam rangka pengelolaan sumber daya secara berkelanjutan dan percepatan pelayanan publik serta pemberian pelayanan dasar masyarakat secara efektif dan efisien,” tandasnya.
Gedung Jantung Terpadu untuk Tangani Ribuan Kasus
Direktur RSUD Sosodoro Djatiekoesoemo, dr Ani Pujiningrum, menyampaikan bahwa rumah sakit yang dipimpinnya kini tengah dalam proses transformasi menuju kelas A. Salah satu langkah konkretnya adalah pengembangan sistem rujukan "Ritmik Enerjik" untuk penanganan darurat kasus jantung.
“Langkah awal akan kami kembangkan inovasi RSUD yang sudah berkembang yaitu Ritmik Enerjik yang merupakan sistem rujukan terintegrasi untuk kasus emergency jantung, dengan penanganan yang komprehensif,” jelasnya.
Gedung Pelayanan Jantung dan Pembuluh Darah Terpadu terdiri dari tiga lantai, yakni lantai 1 untuk diagnostik, lantai 2 untuk ruang intensif pasien jantung, dan lantai 3 untuk pelayanan rawat jalan non-darurat.
Data RSUD Sosodoro menunjukkan bahwa pada tahun 2024 terdapat 34.744 kasus penyakit jantung, dengan 6.966 kasus berasal dari luar Bojonegoro. Angka ini naik pada 2025 hingga April, dengan 12.082 kasus, di antaranya 3.060 dari Kabupaten Bojonegoro.
“Kedepannya kami sangat mengharapkan bahwa transformasi layanan jantung di RSUD Sosodoro menjadi pelayanan kesehatan yang dirasakan manfaatnya oleh masyarakat,” pungkas dr Ani.
Editor : Dedi Mahdi