24 Kali Check-in dengan Seorang Wanita, Keluarga Ungkap Fakta Baru Kematian Arya Daru
JAKARTA, iNewsBojonegoro.id - Keluarga diplomat muda Kementerian Luar Negeri, Arya Daru Pangayunan, membeberkan sejumlah temuan baru usai menjalani audiensi dengan tim penyelidik Ditreskrimum Polda Metro Jaya. Temuan tersebut mencakup rekam jejak check-in hotel yang sebelumnya tidak disampaikan ke publik hingga hasil forensik yang menunjukkan adanya luka akibat kekerasan benda tumpul di tubuh Arya.
Pengacara keluarga, Nicholay Aprilianto, mengatakan bahwa penyelidik memaparkan sejumlah informasi privat terkait aktivitas Arya Daru sejak awal 2024 hingga Juni 2025. Salah satunya adalah data check-in hotel yang dilakukan bersama seorang perempuan bernama Vara.
Menurut Nicholay, informasi tersebut diperoleh dari tiga sumber, yakni resepsionis hotel, petugas keamanan, dan pihak penyedia tiket daring. “Yang jelas dikatakan itu bersama seorang wanita bernama Vara,” ujarnya. Ia menambahkan, aktivitas check-in terjadi sekitar 24 kali, meski lokasi hotel tidak diungkapkan.
Keluarga Arya Daru meminta penyidik melakukan pemeriksaan mendalam terhadap Vara, yang dinilai memiliki informasi signifikan terkait aktivitas pribadi Arya. Nicholay menyebut keterangan Vara dapat membantu mengungkap apakah terdapat keterkaitan antara hubungan tersebut dan kematian Arya.
Tidak hanya Vara, keluarga juga mendesak agar suaminya turut diperiksa. “Saya sudah sampaikan tadi pada penyelidik, periksa semuanya termasuk suami,” kata Nicholay.
Ia menegaskan bahwa pemeriksaan harus dilakukan tanpa pandang bulu, termasuk jika pihak terkait merupakan anggota TNI. “Kalau fakta TNI ya periksa peristiwanya dan kalau TNI ya libatkan Pom TNI,” ujarnya.
Dalam pertemuan tersebut, tim penyelidik turut memaparkan hasil forensik dari RSCM. Nicholay menjelaskan bahwa dokter menemukan adanya kekerasan akibat benda tumpul di beberapa bagian tubuh Arya Daru.
“Ditemukan kekerasan akibat benda tumpul, tapi tidak bisa disebut apakah benda tumpul itu pasif atau aktif,” katanya. Luka tersebut terletak di bagian dada dan ditemukan lebih dari satu titik. Selain itu, terdapat memar di pelipis kanan dan di leher.
Nicholay menerangkan bahwa luka benda tumpul pasif bisa terjadi jika korban membenturkan tubuhnya ke tembok, sementara luka aktif berasal dari benda yang dibenturkan ke tubuh korban.
Nicholay memastikan keluarga akan terus bekerja sama dengan penyidik Polda Metro Jaya. Mereka berharap seluruh temuan baru, baik rekam jejak aktivitas pribadi maupun bukti forensik, dapat diuji secara profesional untuk mengungkap penyebab kematian Arya secara terang.
“Kami berharap penyidikan dilakukan secara komprehensif agar semua fakta terungkap,” ujar Nicholay.
Editor : Arika Hutama