Hanafi melanjutkan, para pelaku usaha ataupun lembaga lain yang sudah MOU dengan DLH merupakan pengguna layanan. Misalnya restoran atau hotel. Sementara ini ada 60 pelaku usaha yang menggunakan layanan pembayaran retribusi persampahan melalui QRIS dan virtual account. Namun pihaknya menegaskan, tidak menutup kemungkinan pengguna akan terus bertambah.
“Mengingat masih banyak para pengusaha yang ingin bekerja sama dengan kami. Sebab sampah semakin lama semakin banyak dan perlu penanganan serius,” tuturnya.
Rangkaian acara Launching Pembayaran Retribusi Persampahan melalui QRIS dan Virtual Account. (Foto : Ist)
Menurut Hanafi, seluruh aspek kehidupan memanfaatkan teknologi. Mulai dari pelaku usaha hingga pengelolaan sampah. DLH Kabupaten Bojonegoro juga memiliki 168 bank sampah menuju digitalisasi. Saat ini sedang dalam proses pembinaan dan sudah berjalan dalam meningkatkan penggunaan layanan.
“Kami juga berterima kasih kepada rekan Bank Jatim Cabang Bojonegoro yang telah bekerja sama. Diharapkan kerjasama ini menjadi simbosis mutualisme,” ucapnya.
Editor : Prayudianto