JAKARTA, iNewsBojonegoro.id - Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), Rahmat Bagja menyebut ada dua modus politik uang yang kerap terjadi saat bulan Ramadhan yakni pemberian zakat dan tunjangan hari raya (THR). Bawaslu pun meminta bakal calon legislatif tidak membagikan THR atau memberikan zakat tidak melalui lembaga resmi.
"THR kan seharusnya dibagikan pengusaha ke pekerja. THR kan tidak dibagikan ke masyarakat, itu kan bukan THR. Penggunaan istilah ya. Nanti bagaimana dengan pembagian uang pada saat lebaran oleh politisi, yang jelas kami menyarankan tidak usah ya," ujar Bagja, dikutip Senin (10/4/2023).
Selama Ramadhan ini, Bawaslu sudah mengimbau kepada para caleg untuk tidak membagikan uang di tempat ibadah baik dengan modus zakat, THR atau sedekah.
"Bagi teman-teman (bacaleg) yang baru kan seharusnya sosialisasi, kami melarang adanya aktivitas partai di tempat ibadah. Biasanya masalah THR dibagikan di masjid," ujar Bagja.
Bagja menyarankan kepada para caleg agar zakat atau sedekah disalurkan ke lembaga-lembaga bantuan yang memiliki kewenangan seperti badan amil zakat nasional atau daerah. Para caleg diminta memaksimalkan fungsi Bazis.
Terkait modus-modus pemberian uang di tempat ibadah, Bagja menilai hal tersebut masuk ke dalam pelanggaran administrasi dan bukan mencuri start kampanye.
"Pelanggaran administrasi. Curi start kampanye agak sulit, kampanye itu adalah meyakinkan para pemilih yang disertai dengan visi misi program kerja dan citra diri. Jika itu dilakukan full maka itu disebut curi start kampanye. Tapi kalau hanya salah satunya saja, itu sulit dikatakan kampanye," katanya.
Editor : Prayudianto
Artikel Terkait