Ketua Paguyuban Pasar Banjarejo Hari Utomo mengatakan, jika dengan kondisi bangunan tembok yang runtuh itu sejumlah pedagang yang berada di bawah tembok tersebut merasa khawatir.
Pasalnya, masih terdapat patahan tembok yang masih menempel. Dikhawatirkan tembok yang masih tersisa terjadi runtuh susulan dan mengenai pedagang maupun pembeli.
"Kondisi itu membahayakan, kalau tiba-tiba ada runtuhan susulan," ujarnya, Sabtu (9/11/2024).
Meski kondisi bangunan Pasar Banjarejo kini membahayakan, para pedagang mengaku sudah tidak bisa berbuat banyak. Sebab, pejabat Pemkab Bojonegoro terutama Dinas Perdagangan Koperasi dan Usaha Mikro sejak awal tidak kooperatif terhadap masukan yang diberikan para pedagang.
"Kami (pedagang) sekarang sifatnya menunggu tindaklanjut dari Pemkab Bojonegoro. Karena sejak awal tidak ada itikat baik dari Dinas Perdagangan," imbuhnya.
Untuk diketahui, Pasar Banjarejo baru direvitalisasi sekitar tiga tahun yang lalu dengan menggunakan anggaran sebesar Rp47 miliar. Bangunan pasar tradisional itu dibuat dua lantai dengan jumlah total sebanyak 797 kios. Di lantai bawah ada 693 kios dan lantai atas terdapat 104 kios.
Usai direvitalisasi, kondisi pasar justru semakin sepi. Banyak kios yang kosong. Kemarin, saar terjadi hujan lebat disertai angin kencang dinding tembok Pasar Banjarejo sisi timur bagian atas tiba-tiba runtuh. Dinding tembok yang runtuh berukuran sekitar 6 x 2 meter.
Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut. Sebab, saat kejadian aktifitas jual beli sepi. Pantauan di lokasi, saat ini puing-puing reruntuhan bangunan sudah mulai dibersihkan. Sementara atap galvalum area parkir di Pasar Banjarejo yang rusak juga terlihat mulai diperbaiki.
Sementara itu, Kepala Dinas Perdagangan Pemkab Bojonegoro Sekaemi, tidak merespon saat berusaha dikonfirmasi sejumlah awak media.
Editor : Arika Hutama
Artikel Terkait