BOJONEGORO.INEWS.ID - Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Pemkab Bojonegoro, bakal melalukan budidaya pembibitan bawang merah jenis baru. Hal ini dilajukan agar para petani tidak lagi bergantung dengan bibit bawang merah dari luar Bojonegoro.
Dalam mewujudkan program holticultura berupa bawang merah itu, pihak DKPP Bojonegoro sudah menjalin kerjasama dengan Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN), untuk memperkenalkan budidaya bawang merah dari biji, disebut true shallot seed (TSS).
Kepala DKPP Bojonegoro, Helmy Elisabeth mengatakan, jika pembibitan bawang merah tersebut, merupakan salahsatu program prioritas pada tahun 2025 ini.
"Di tahun 2025 ini program prioritas kita (DKPP) adalah pembuatan bibit bawang merah, agar para petani bawang merah di Bojonegoro tidak lagi membeli produk bibit dari daerah luar seperti Nganjuk," ungkapnya, selasa (14/1/2025).
Pemilihan bawang merah menjadi program prioritas ini, karena di tahun 2024 kemarin Kabupaten Bojonegoro masuk peringkat ke lima se-Jawa Timur untuk daerah penghasil bawang merah terbesar.
Meski begitu, menurut Helmy, itu tidak mengacu ke produksi bawang merah, melainkan mengacu ke penyediaan bibit yang sebelumnya dari umbi bawang merah yang kebanyakan diambil dari Nganjuk.
Melalui program ini pihaknya ingin memutus rantai itu, dengan cara para petani bawang merah mengambil bibit yang telah disediakan oleh petani khusus penyemaian dari biji, yang kemudian para petani tinggal mengambil dari petani di Bojonegoro juga.
"Kami sudah menggandeng beberapa petani bawang merah untuk menyemaikan biji menjadi bawang merah siap tanam, dan harga bibitnya itu lebih murah daripada beli jenis umbi di Kabupaten Nganjuk," jelasnya.
Harapannya dengan program budidaya tanaman holticultur ini, juga mampu menekan angka inflasi di kabupaten Bojonegoro.
Data di DKPP Sampai saat ini hanya ada tiga kecamatan yang menjadi sentra petani bawang merah, yakni kecamatan Kedungadem, Gondang, dan Kecamatan Sekar. Dari ketiga kecamatan itu pada 2024 mampu menghasilkan tanaman bawang merah sebanyak 28.242 ton.
"Pada tahun 2025 ini kita targetkan naik sedikit ke 30.000 ton. Sementara luas lahan pertanian bawang merah di Bojonegoro untuk 2025 ini mencapai 3.243 hektar," bebernya.
Sementara itu, salah seorang petani bawang merah di Kecamatan Sekar, Widodo membenarkan, bahwa selama ini para petani bawang merah membeli bibit sudah langsung berupa umbi siap tanam dari Kabupaten Nganjuk, bukan dari benih.
"Dari dulu sudah terbiasa menanam bibit, bukan dari benih yang disemai, tetapi tentu perlu pelatihan dari DKPP untuk persemaian ini, namun kalau di daerah kami (Sekar) kendalanya ialah tadah hujan, sehingga lebih praktis beli bibit," ungkapnya.
"Kami berterima kasih kepada Pemkab Bojonegoro yang memprioritaskan pertanian bawang merah, tetapi kami butuh bimbingan dari DKPP secara khusus," ucap Widodo.
Editor : Dedi Mahdi
Artikel Terkait