BOJONEGORO.INEWS.ID – Serapan gabah kering panen (GKP) di wilayah Bulog Cabang Bojonegoro dengan harga pembelian pemerintah (HPP) Rp6500, meliputi 3 kabupaten, diantaranya Bojonegoro, Tuban dan Lamongan sudah melebihi dari target yang ditentukan pemerintah.
Kepala Bulog Cabang Bojonegoro Ferdian Darma Atmaja mengatakan, jika pada musim panen awal tahun ini, mulai januari hingga april 2025, Bulog Bojonegoro ditarget menyerap gabah sebanyak 21.349 ton. Sedangkan hingga tanggal 8 april serapan sudah mencapai 21.813 ton.
"Jumlah itu sudah melebihi target pemerintah hingga 102 persen. Ini tidak hanya di Bojonegoro saja, namun juga dari Kabupaten Tuban dan Lamongan," jelasnya, kamis (10/4/25)
Kepala Bulog Cabang Bojonegoro, Ferdian Darma Atmaja. (Foto: Dedi Mahdi / iNews)
Ferdian menambahkan, jika serapan gabah di Bulog memang terbatas, karena tidak mungkin semua hasil panen bisa dibeli. Dia menjelaskan jika produksi gabah kering di tiga kabupaten yang masuk wilayah Bulog Cabang Bojonegoro hingga ratusan ribu ton.
“Selama bulan maret 2025 ada 300 ribu ton gabah kering di Bojonegoro. Di Lamongan hampir sama 340 ribu ton, sedangkan di Kabupaten Tuban ada 139 ribu ton. Jadi total ada 789 ribu ton produksi GKP di wilayah kami,” tambahnya.
Karena serapan di Bulog yang terbatas itu, disebut bisa mempengaruhi harga gabah di tingkat petani, terutama saat masa panen antara bulan maret hingga april 2025 ini. Berdasarkan data yang dihimpun, harga gabah di sejumlah kecamatan di Bojonegoro saat ini antara Rp5100 hingga Rp5300.
"Dulu awal januari harga gabah tembus Rp7.000, bahkan lebih, terutama di wilayah Tuban. Saat itu petani tak mau menjual ke Bulog karena HPP Rp6.500," papar Kabulog Bojonegoro.
Meski serapan gabah sudah melebihi target, namun Bulog mengaku masih menyerap gabah petani dengan harga HPP Rp6500 di 3 wilayah itu semaksimal mungkin.
"Program bulog membeli harga gabah Rp6.500 sampai tgl 30 april. Perkiraan tercapai sekitar 125 persen dari target yang ditentukan. Namun tidak berhenti program ini semaksimal mungkin dilakukan sesuai dengan kapasitas serapan bulog," pungkasnya.
Editor : Dedi Mahdi
Artikel Terkait