Bojonegoro.iNews.id – Empat Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) di Kabupaten Bojonegoro mencatat pendapatan total sebesar Rp406,7 miliar selama tahun anggaran 2024. Pendapatan terbesar berasal dari RSUD dr Sosodoro Djatikoesoemo, yang mencapai hampir 68 persen dari total pendapatan seluruh RSUD.
Data tersebut terungkap dalam rapat pelaporan pelaksanaan APBD Dinas Kesehatan Kabupaten Bojonegoro Tahun 2024, yang digelar di Komisi C DPRD Bojonegoro, pada kamis (5/6/25).
Data Dinas kesehatan merinci, pendapatan dari masing-masing unit adalah sebagai berikut:
• RSUD dr Sosodoro Djatikoesoemo: Rp274,9 miliar
• RSUD Padangan: Rp69,7 miliar
• RSUD Sumberrejo: Rp38,3 miliar
• RSUD Kepohbaru: Rp10,4 miliar
• Dinas Kesehatan (termasuk Puskesmas dan Labkesda): Rp13,2 miliar
Kepala Dinas Kesehatan Bojonegoro, Ninik Susmiati menjelaskan, bahwa seluruh RSUD di Bojonegoro saat ini telah menerapkan sistem pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD), yang memungkinkan rumah sakit mengelola pendapatannya secara mandiri.
“Pendapatan itu tetap dihitung sebagai Pendapatan Asli Daerah (PAD), namun dikelola langsung oleh masing-masing RSUD untuk operasional dan peningkatan layanan,” jelasnya, rabu (11/6/25).
Kadinkes menambahkan, meski pendapatan dari rumah sakit ini dihitung sebagai PAD namun tidak disetor ke kas daerah, atau masuk dalam APBD.
"(Pendapatan itu) tetap jadi PAD. Dihitung in out, tidak disetor," tambahnya.
Sementara itu, hingga berita ini ditulis dan ditayangkan Direktur RSUD dr Sosodoro Djatikoesoemo, Ani Pudjiningrum, belum memberikan keterangan saat dikonfirmasi terkait penggunaan anggaran terbesar di rumah sakit yang ia pimpin.
Pengelolaan BLUD memungkinkan rumah sakit untuk lebih fleksibel dalam meningkatkan kualitas layanan, namun tetap dalam pengawasan dan akuntabilitas keuangan daerah.
Editor : Arika Hutama
Artikel Terkait