Abaikan Seruan Damai Israel Ngotot Caplok Gaza, Operasi Kereta Perang Gideon Jilid II Segera Dimulai
TEL AVIV, iNewsBojonegoro.id - Pemerintah Israel di bawah kepemimpinan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menegaskan komitmennya untuk melanjutkan pendudukan Kota Gaza melalui fase lanjutan dari Operasi Kereta Perang Gideon. Langkah ini diambil meski mendapat penolakan dari sebagian masyarakat Israel dan tekanan internasional yang menyerukan gencatan senjata demi pembebasan sandera yang tersisa.
Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF), Letnan Jenderal Eyal Zamir, menyatakan bahwa operasi tersebut hampir mencapai tujuannya. Pernyataan ini sekaligus menandai pergeseran sikap Zamir, yang sebelumnya dilaporkan menentang rencana pendudukan penuh Kota Gaza.
“Kita segera akan beralih menuju fase berikutnya dari Operasi Kereta Perang Gideon, di mana serangan terhadap Hamas di Kota Gaza akan terus ditingkatkan hingga kelompok itu mengalami kekalahan total,” ujar Zamir dalam pernyataan resmi IDF, dikutip dari Sputnik, Senin (18/8/2025).
Operasi Militer yang Tak Kunjung Selesai
Operasi ini pertama kali diumumkan pada 18 Mei 2025, dengan dua tujuan utama: melenyapkan kekuatan militer Hamas dan membebaskan semua sandera. Namun, hingga tiga bulan berjalan, pencapaian kedua target itu dinilai belum memuaskan. Israel justru mengalami kerugian besar, termasuk jatuhnya banyak tentara di medan tempur.
Meski demikian, Zamir menegaskan bahwa Hamas sudah tidak lagi memiliki kapabilitas militer seperti sebelum operasi dimulai. Ia menggambarkan operasi ini sebagai bagian dari strategi militer jangka panjang, bukan sekadar kampanye militer singkat.
“Ini adalah perang multi-front. Kami juga menargetkan semua pihak yang membantu Hamas, termasuk Iran,” lanjut Zamir, tanpa memberikan penjelasan rinci mengenai peran Iran dalam konflik di Gaza.
Pernyataan ini mengisyaratkan eskalasi konflik regional yang lebih luas, di tengah meningkatnya ketegangan antara Israel dan negara-negara poros perlawanan di Timur Tengah.
Desakan Gencatan Senjata Meningkat
Di dalam negeri, tekanan terhadap Netanyahu kian menguat. Banyak warga Israel menuntut kesepakatan gencatan senjata untuk menjamin pembebasan para sandera. Namun, pemerintah tetap bersikeras bahwa kemenangan militer atas Hamas adalah satu-satunya jalan.
Langkah Israel ini menuai kritik luas dari komunitas internasional, yang mengkhawatirkan dampak kemanusiaan dari operasi militer lanjutan di wilayah padat penduduk seperti Kota Gaza.
Editor : Dedi Mahdi
Artikel Terkait