Pantauan Onlimo KLHK, Sungai Bengawan Solo di Bojonegoro Dipastikan Tercemar

Dedi M.A
Kondisi air Sungai Bengawan Solo di kawasan bendung gerak Bojonegoro, yang terlihat menghitam. Foto: Istimewa

BOJONEGORO, iNewsBojonegoro.id - Status mutu air Bengawan Solo di wilayah hilir Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur terpantau dalam kondisi tercemar ringan hingga sedang. Informasi ini berdasarkan pemantauan melalui sistem Online Monitoring (Onlimo) milik Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) di stasiun KLHK59 Kecamatan Padangan.

Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bojonegoro, Benny Subiakto, menyampaikan bahwa tren kualitas air selama sepekan terakhir, dari tanggal 16 hingga 22 September 2025, menunjukkan adanya pencemaran di aliran Bengawan Solo yang memasuki wilayah Bojonegoro.

"Data Onlimo menunjukkan tren kualitas air Bengawan Solo di wilayah Padangan berada pada status tercemar ringan hingga sedang," ungkap Benny, Kamis (25/9/2025).

DLH Bojonegoro telah berkoordinasi dengan DLH Kabupaten Ngawi, sebagai wilayah hulu sungai. Berdasarkan hasil komunikasi tersebut, ditemukan bahwa air Bengawan Solo sudah dalam kondisi tercemar sejak memasuki wilayah Ngawi. Dengan demikian, dugaan kuat pencemaran berasal dari luar wilayah Bojonegoro.

"Kami pastikan dugaan pencemaran bukan berasal dari Bojonegoro. Kami juga telah melaporkan temuan ini ke DLH Provinsi Jawa Timur, Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo, serta Balai Gakkum KLHK di Surabaya," tambah Benny.

Selain koordinasi, DLH Bojonegoro juga telah mengambil sampel air sungai untuk dilakukan uji laboratorium oleh pihak ketiga di Surabaya. Hasilnya diperkirakan keluar dalam 10 hingga 15 hari ke depan.

Sementara itu, kondisi fisik air sungai di titik pantau saat ini diklaim mulai membaik. Warna keruh yang sebelumnya pekat mulai bergeser ke hilir.

Di sisi lain, Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Tirta Buana Bojonegoro yang mengandalkan Bengawan Solo sebagai sumber air baku, memastikan distribusi air bersih kepada pelanggan tetap aman. Direktur Perumda, Khairul Anwar, menyatakan bahwa proses pengolahan air masih berjalan normal meski kondisi air baku sempat keruh dan berwarna kehitaman.

“Kami menggunakan bahan kimia yang disesuaikan dengan kualitas air baku. Proses pengolahan tetap aman dan hasilnya layak konsumsi,” ujar Khairul.

Perumda Tirta Buana memiliki lima titik instalasi pengolahan air di Padangan, Purwosari, Kalitidu, Trucuk, dan Kanor. Meski kualitas air di beberapa titik terlihat lebih pekat, terutama karena minimnya hujan dalam dua pekan terakhir, Khairul memastikan seluruh instalasi masih beroperasi dalam batas aman.

Editor : Arika Hutama

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network