Telur GAYATRI Bojonegoro Dongkrak Ekonomi Warga, Pemkab Siap Perluas Program di P-APBD

Arik T.P
Peternak GAYATRI saat mengambil telur dari kandang. Foto: Arika / iNews Bojonegoro

BOJONEGORO, iNewsBojonegoro.id - Program Gerakan Beternak Ayam Petelur Mandiri (GAYATRI) yang diinisiasi Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro mulai menunjukkan hasil menggembirakan. 

Mayoritas keluarga penerima manfaat (KPM) telah memperoleh hasil nyata dari produksi telur ayam yang mereka ternakkan.

Sekretaris Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Kabupaten Bojonegoro, Elfia Nuraini, menjelaskan bahwa program GAYATRI yang dibiayai melalui APBD induk 2025 telah menyasar 400 KPM di 5 kecamatan dan 10 desa.

“Dari 400 KPM, saat ini sebanyak 70–90 persen ayam sudah mulai memproduksi telur. Tingkat kematian ternak tercatat rendah, hanya sekitar 2 persen,” jelas Elfia.

Peternak Raup Keuntungan Harian Rp 22.500

Berdasarkan hasil sampling di Desa Turi, Kecamatan Tambakrejo, dan Desa Klino, Kecamatan Sekar, rata-rata peternak memperoleh keuntungan harian sekitar Rp 22.500.

“Hasil hitungan ini berdasarkan asumsi peternak sudah mandiri membeli pakan dengan harga Rp 7.500 per kilogram, dan produksi telur harian mencapai 2,7 kg – 2,8 kg, dengan harga jual telur antara Rp 24.000 – Rp 25.000,” ujar Elfia.

Analisis teknis program menunjukkan bahwa rata-rata keuntungan bulanan peternak berkisar Rp 514.200 hingga Rp 739.200.

“Keuntungan ini diharapkan dapat secara signifikan menambah pendapatan kategori rentan sehingga mereka bisa keluar dari data kemiskinan,” harapnya.

Kualitas Pakan Jadi Tantangan Produksi

Meski hasilnya menggembirakan, evaluasi lapangan menemukan adanya penurunan produksi telur di beberapa lokasi. Penurunan tersebut umumnya disebabkan oleh cara peternak mencampur pakan sendiri dengan jagung tanpa takaran tepat, sehingga kandungan nutrisinya tidak maksimal.

“Oleh karena itu, pendampingan yang intensif dari petugas diharapkan dapat terus diberikan untuk memastikan kualitas pakan dan hasil produksi tetap optimal,” tegas Elfia.

Strategi Peningkatan Pendapatan Peternak

Untuk mendongkrak pendapatan KPM, Disnakkan mencatat beberapa langkah strategis:

• Self-mixing pakan secara berkelompok — mendorong pembuatan pakan mandiri melalui koperasi atau BUMDes, mengingat Bojonegoro merupakan daerah penghasil jagung dan padi.

• Pemanfaatan rempah alami — sebagai pengganti obat-obatan, rempah dicampur dalam pakan atau air minum untuk meningkatkan daya tahan ternak dan mengurangi bau kotoran.

• Pemasaran mandiri — mendorong penjualan telur langsung ke konsumen, warung, atau secara online agar harga jual lebih tinggi.

• Pemanfaatan kotoran ayam — dijual sebagai pupuk dengan harga Rp 1.000 – Rp 1.500 per kilogram.

• Kerja sama dengan BUMD, BUMDes, dan koperasi — untuk mempermudah penjualan telur serta pembelian pakan dan bibit.

Sebagai bentuk dukungan, Pemkab Bojonegoro juga menerbitkan surat edaran kepada ASN untuk membeli telur produksi GAYATRI dengan slogan:

“Bangga beli telur GAYATRI, mergo telur kabeh dadi dulur.”

Program Akan Diperluas Lewat P-APBD

Elfia menegaskan, program GAYATRI akan diperluas secara signifikan melalui Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (P-APBD) tahun berjalan.

“Program GAYATRI akan diperluas secara signifikan melalui Perubahan APBD. Ini menandakan komitmen Pemkab Bojonegoro untuk terus memperluas jangkauan program pengentasan kemiskinan berbasis pemberdayaan ternak ini,” pungkasnya.

Editor : Arika Hutama

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network