SOLO, iNewsBojonegoro.id – Presiden ke-7 Republik Indonesia, Joko Widodo, menanggapi wacana pemberian gelar Pahlawan Nasional kepada dua mantan presiden, Soeharto dan Abdurrahman Wahid (Gus Dur).
Menurutnya, setiap pemimpin bangsa memiliki jasa dan peran penting yang patut dihargai.
“Setiap pemimpin, baik itu Presiden Soeharto maupun Presiden Gus Dur, pasti memiliki peran dan jasa terhadap negara, dan kita semuanya harus menghargai itu,” ujar Jokowi kepada wartawan di Solo, Kamis (6/11).
Gelar Pahlawan Tak Bisa Diberikan Sembarangan
Jokowi menegaskan bahwa pemberian gelar Pahlawan Nasional harus melalui proses yang ketat dan pertimbangan mendalam dari lembaga berwenang.
“Pemberian gelar jasa terhadap para pemimpin itu juga melalui proses-proses, melalui pertimbangan-pertimbangan yang ada dari tim pemberian gelar dan jasa,” jelasnya.
Wacana ini muncul setelah Kementerian Sosial menyerahkan daftar 40 tokoh yang diusulkan menjadi Pahlawan Nasional kepada Dewan Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan.
Daftar tersebut diserahkan oleh Menteri Sosial Saifullah Yusuf kepada Ketua Dewan Gelar, Fadli Zon, yang di dalamnya mencakup nama-nama besar seperti Soeharto, Gus Dur, serta aktivis buruh Marsinah.
Soal Pro-Kontra, Jokowi: Wajar dalam Demokrasi
Menanggapi pro dan kontra di publik, terutama terkait nama Soeharto, Jokowi menilai perbedaan pendapat merupakan hal yang biasa dalam sistem demokrasi.
“Iya, biasa. Dalam negara demokrasi ada pro-kontra, ada yang setuju, ada yang tidak setuju. Saya kira biasa,” ujarnya.
Pandangan ini menunjukkan sikap terbuka Jokowi terhadap dinamika opini publik, mengingat figur Soeharto masih meninggalkan jejak sejarah yang panjang dan kontroversial.
Dukung Filosofi Mikul Duwur Mendhem Jero
Saat ditanya mengenai filosofi Jawa Mikul Duwur Mendhem Jero—ajaran untuk menjunjung tinggi kebaikan pemimpin dan mengubur dalam kekurangannya—Jokowi memberikan tanggapan singkat namun positif. “Sangat baik,” katanya.
Filosofi tersebut kerap dihubungkan dengan semangat menghormati jasa para pemimpin terdahulu tanpa mengabaikan catatan sejarah yang mereka tinggalkan.
Daftar 40 Tokoh yang Diusulkan
Selain Soeharto dan Gus Dur, sejumlah tokoh lain yang diusulkan tahun ini antara lain Syaikhona Muhammad Kholil dari Madura, KH Bisri Syansuri, KH Muhammad Yusuf Hasyim, dua jenderal purnawirawan M. Jusuf dari Sulawesi Selatan dan Ali Sadikin dari Jakarta, serta aktivis perempuan Marsinah.
Nama-nama tersebut diajukan melalui Tim Peneliti dan Pengkaji Gelar Daerah (TP2GD), kemudian disaring oleh Tim Peneliti dan Pengkaji Gelar Pusat (TP2GP) di Kementerian Sosial, sebelum dinilai oleh Dewan Gelar untuk diputuskan lebih lanjut.
Editor : Arika Hutama
Artikel Terkait
