5 Fakta Ambrolnya Penahan Tebing Sungai Senilai Rp40 Miliar di Bojonegoro

BOJONEGORO.INEWS.ID – Sejak sepekan terakhir, masyarakat Bojonegoro dihebohkan dengan adanya bangunan pelindung tebing Sungai Bengawan Solo, yang berada di 2 desa yaitu Desa Lebaksari dan Desa Tanggungan, Kecamatan Baureno, Kabupaten Bojonegoro kondisinya ambrol.
Hal itu memancing perhatian publik karena mega proyek yang menelan anggaran besar dari APBD Bojonegoro itu masih seumur jagung, alias baru selesai dikerjakan pada tahun 2024 kemarin.
Berikut kami rangkum sejumlah fakta terkait rusaknya bangunan penahan tebing, yang bertujuan untuk menahan abrasi dan longsor di sungai Bengawan Solo.
1. Bangunan disebut mulai ambrol sejak bulan desember 2024
Berdasarkan penelusuran di lapangan, menurut warga setempat, ambrolnya bangunan itu sudah berlangsung sejak akhir bulan Desember 2024 kemarin. Kondisi tersebut diduga akibat naik turunnya tinggi muka air Bengawan Solo.
"Sudah sekitar dua bulan lalu mas tanggul ini ambles, dan sebagian sawah warga juga ikut," kata Nur Ani, salah satu warga Lebaksari, Sabtu (8/2/25).
2. Bangunan yang ambles diperkirakan capai 270 meter
Hal senada juga disampaikan oleh Farid warga Desa Tanggungan. Bahkan menurutnya, amblesnya tembok penahan tebing di desanya ini kondisinya lebih parah jika dibandingkan dengan kondisi di Desa Lebaksari.
"Mulai ambles sepanjang 200 meter di Desa Tanggungan, sedangkan di Desa Lebaksari sepanjang 70 meter," bebernya.
Tampak di lokasi, amblesnya tebing sungai di dua desa ini berakibat pada tiang yang ditanamkan ke dalam tanah sebagai penopang beban bangunan mengalami patah. Selain itu terdapat juga tiang yang terangkat. Hal ini membuat tebing menjadi ambruk.
3. Proyek dibangun 2024, dengan pagu anggaran Rp40 Miliar, dikerjakan perusahaan asal Surabaya
Sementara itu, data di laman Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Pemkab Bojonegoro, proyek pembangunan pelindung tebing sungai di Desa Lebaksari dan Desa Tanggungan ini memiliki panjang 980 meter.
Biaya pembangunan dipatok dengan pagu sebesar Rp40 miliar, dari APBD Bojonegoro tahun 2024. Lelangnya dimenangkan oleh Indopenta Bumi Permai beralamat di Surabaya Kota dengan nilai harga perkiraan sendiri (HPS) sebesar Rp39,6 miliar.
4. Dinas PU SDA Pemkab Bojonegoro sebut masih tanggung jawab rekanan
Dikonfirmasi secara terpisah, Kepala Dinas PUSDA Kabupaten Bojonegoro, Heri Widodo membenarkan kejadian ini. Ia mengaku akan segera melakukan criss-check di lapangan, dalam hal ini oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dan rekanan yang terkait.
"Terima kasih infonya. Segera kita cross-check dilapangan (PPK dan rekanan yang terkait), kalau yang dimaksud pada lokasi yang sama kegiatan, pada induk 2024, insyaAllah (betul) dan mestinya masih menjadi tanggungan dari pihak rekanan, masa pemeliharaan ingat saya satu tahun," katanya, Sabtu (08/02/2025).
5. DPRD Bojonegoro akan cek lokasi bangunan yang ambrol
Sementara itu, anggota Komisi D Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Bojonegoro, Sukur Priyanto mengaku belum mengetahui secara terperinci ihwal ambruknya bangunan pelindung tebing sungai di Lebaksari. Tetapi ia berjanji akan lakukan pengecekan atas kejadian ini.
"Saya belum tahu detilnya ya, karena baru terima informasi dari kawan-kawan di lapangan. Nanti kita akan cek bersama sma dengan OPD dan kontraktor pelaksana. Kita tinjau sebab musababnya apa, apakah karena kesalahan teknis, atau human error, ataukah keadaan force majeure," ujar Politikus Partai Demokrat ini.
Editor : Arika Hutama