get app
inews
Aa Text
Read Next : BMKG Ingatkan Warga Waspada Cuaca Ekstrem di Jatim Hingga 28 Februari 2025

Beton Penahan Tebing Sungai Rp40 Miliar di Bojonegoro, Bisa Dicuil Pakai Tangan

Selasa, 18 Februari 2025 | 15:45 WIB
header img
Kondisi bangunan tebing yang ambrol, bisa dicuil pakai tangan kosong. (Foto: Dedi Mahdi / iNews).

BOJONEGORO.INEWS.ID - Kualitas bangunan penahan tebing sungai Bengawan Solo di Desa Lebaksari dan Tanggungan, Kecamatan Baureno, Kabupaten Bojonegoro sungguh memprihatinkan.

Panjang bangunan tebing yang ambrol mencapai sekitar 270 meter, dari total 980 meter di sepanjang sungai terpanjang se pulau jawa ini. Pantauan di lokasi, terlihat tiang panjang tercabut dan beton beserta bronjong berisi batu ambles ke tengah sungai.

Tak hanya itu, kami juga berusaha memegang beberapa sudut bangunan beton yang patah maupun pecah. Bahkan dugaan buruknya kualitas bangunan beton diatas tiang bisa dicuil pakai tangan kosong.


Sebelumnya pihak Dinas Pekerjaan Umum, Sumber Daya Air (PU SDA) Pemkab Bojonegoro menyebut, jika proyek bangunan penahan tebing sungai bengawan solo, di Desa Lebaksari dan Desa Tanggungan, Kecamatan Baureno sudah sesuai rancangan anggaran belanja (RAB).

Hal tersebut disampaikan Iwan Kritian, Kabid Sumber Daya Air (SDA) Dinas PU SDA Pemkab Bojonegoro. Menurutnya, saat ini kerusakan dalam tahap penanganan.

"Semua sudah sesuai RAB, dokumen dan kondisi lapangan saat ini sudah dalam tahap penanganan pemeliharaan, termasuk pembongkaran batu bronjong," ungkapnya, senin (10/2/25).

Rusaknya bangunan penahan tebing Sungai Bengawan Solo, di Desa Lebaksari dan Tanggungan Kecamatan Baureno, Kabupaten Bojonegoro, menjadi sorotan publik. Pasalnya bangunan yang menelan anggaran Rp40 miliar itu masih seumur jagung, tapi sudah rusak.

Setelah ramai diberitakan, Komisi D DPRD Bojonegoro melakukan inspeksi, pada Senin (17/2/25), untuk melihat langsung kondisi bangunan penahan tebing, yang dibiayai APBD Bojonegoro 2024 melalui Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air (PU SDA) ini.

Wakil Ketua Komisi D Sukur Priyanto mengatakan, sedikitnya ada 4 rekomendasi yang dia sampaikan, setelah melihat kualitas bangunan yang disebutnya jauh dari harapan. Seperti meminta kontraktor untuk bertanggungjawab dan mencegah agar kerusakan tidak meluas.

"Kita minta kepada kontraktor pelaksana, untuk bagaimana mencegah agar bangunan yang masih bagus tidak ikut rusak, karena ini masih musim penghujan," ungkapnya, senin (17/2/25).


Selain itu, menurut Sukur, warga dan pemerintah desa hingga kecematan setempat untuk ikut mendukung agar masalah ambrolnya bangunan penahan tebing bisa diselesaikan. Di luar persoalan lain yang kini ditangani pihak aparat penegak hukum.

"Kita minta ada hitam diatas putih, terkait perbaikan penahan tebing, sambil menunggu hasil rekomendasi teknis dari ahli untuk penanganan selanjutnya," tambahnya.

Perwakilan dari kontraktor, perencana dan pengawas ikut mendampingi inspeksi yang dilakukan DPRD Bojonegoro. Juru bicara PT Indopenta Bumi Permai, selaku pelaksana proyek Adriyana mengatakan, jika saat ini pihaknya masih menunggu uji laboratorium dan rekomendasi teknis (rekomtek) dari ahli.

"Kita masih menunggu rekomendasi teknis dari ITS Surabaya, hasilnya bisa keluar antara 10 sampai 12 hari," jelasnya.

Menurut Adriyana, hasil rekomendasi teknis dari ITS itu, nantinya akan dijadikan dasar atau rujukan untuk melakukan perbaikan selanjutnya.

 

Editor : Arika Hutama

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut