Unik! Warga Kanor Bojonegoro ini Kembangkan Kripik Gedebok Pisang, Dijual Online Banyak Diminati

BOJONEGORO.INEWS.ID - Batang pohon pisang atau biasa masyarakat jawa menyebut gedebok, banyak ditemukan di kebun atau pekarangan warga pedesaan, termasuk di Bojonegoro. Biasanya batang pohon ini dibuang atau menjadi sampah setelah buahnya pisangnya dipanen.
Namun di tangan warga Desa Kedungprimpen, Kecamatan Kanor, Bojonegoro, gedebok pisang bisa diolah menjadi barang bernilai ekonomis, hingga menjadi cemilan bernilai jual tinggi dengan dijadikan camilan berupa kripik.
Setelah diolah jadi keripik, gedebok pisang ini rasanya gurih, apalagi dipadu dengan bumbu serbuk rasa-rasa menjadikan keripik gedebok menjadi tambah nikmat. Usaha kreatif ini dikerjakan oleh pasangan suami istri bernama Kirom dan Feri Saputra.
Keduanya memproduksi aneka souvenir dan cemilan dari pohon pisang di rumahnya sendiri. Kirom menjelaskan kisah awal merintis usahanya, bermula ketika melihat batang pohon pisang banyak di sekitar rumahnya yang terbuang sia-sia dan menjadi sampah.
"Dulu awalnya dimanfaatkan warga untuk dijual kering, tepatnya tahun 2015 sampai 2018. Ada juga yang digulung seperti tali tampar, lalu dijual perkilonya Rp 5.000 rupiah, namun lambat laun harganya rendah, sehingga saya mulai muncul ide kreatif untuk membuat souvenir seperti tempat tisu, topi, songkok dan lain-lain," jelas Kirom ditemui di rumahnya Jumat, (11/4/25).
Usaha kreatif yang ditekuni kirom dan suaminya itu dimulai tahun 2021 pasca virus Covid melanda Indonesia, termasuk desanya. Bertahap dari tahun ke tahun, usahanya mulai dilirik pembeli. Di tahun 2024 lalu, Kirom mengambangkan usanya dengan membuat keripik gedebok.
Setiap hari dua sampai tiga pohon pisang berukuran besar dikelupas satu persatu. Selanjutnya dibersihkan lalu digoreng di sebuah wajan dengan minyak goreng panas. Setelah berubah warna kuning kecoklatan, lalu ditiriskan dan didiamkan hingga keripik mengeras dan renyah dimakan.
"Konsumen kita kebanyakan dari luar kota, karena kita memasarkan melalui online, baik shoppe maupun Tiktok Shop," urainya.
Kirom menyebut pengiriman terjauh yang dipesan oleh pembelinya berasal dari Bali dan Kalimantan, selebihnya dari berbagai kota di Jawa Timur. Dia juga merincikan harga keripik gedebok pisang buatannya, mulai dari kemasan 5 gram Rp5.000 hingga kemasan 1 kilogram Rp 50.000.
"Penilaian terhadap rasa, harga serta kemasan dari konsumen kami baik. Bahkan sudah ada yang berlangganan. Kita ramai pesanan kemarin sebelum Hari Raya Idul Fitri," jelasnya.
Usaha kreatif yang ditekuni pasangan suami istri ini satu dari sekian banyak contoh usaha rumahan yang dapat diritu oleh masyarkat lain agar lebih mandiri dalam mendukung program pemerintah tentang pengentasan kemiskinan.
Dia juga berharap agar pemerintah daerah harus turut mendukung penuh, mengingat sedikit banyak usaha yang diciptakan oleh Kirom dan suaminya ini telah membawa nama kota Bojonegoro ke luar daerah hingga luar pulau.
Dia secara jujur selama ini belum mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah daerah, baik pelatihan maupun tambahan modal untuk mengembangkan usahanya.
"Sama sekali belum mendapatkan bantuan apa-apa untuk pengembangan usaha saya ini. Paling cuma diminta mengisi stand bazar tingkat kecamatan atau kabupaten itu saja, kalau modal tidak," ucapnya menambahkan.
Editor : Dedi Mahdi