get app
inews
Aa Text
Read Next : Berbeda dari DPR RI, Sebulan Anggota DPRD Bisa Kantongi Uang Segini

Anggrek Langka Ditemukan di Hutan Jati Bojonegoro, Hanya Mekar Setahun Sekali

Selasa, 02 September 2025 | 15:58 WIB
header img
Dosen Ilmu Lingkungan Universitas Bojonegoro (Unigoro), Dr. Laily Agustina R., S.Si., M.Sc. saat menunjukan anggrek endemik. Foto: Hanandiar / iNews Bjn

BOJONEGORO, iNewsBojonegoro.id - Kabupaten Bojonegoro ternyata memiliki spesies anggrek endemik yang langka dan hanya tumbuh di kawasan hutan jati. Hal itu diungkapkan oleh Dosen Ilmu Lingkungan Universitas Bojonegoro (Unigoro), Dr. Laily Agustina R., S.Si., M.Sc.

Berdasarkan catatan penelitian Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) pada 2008, ditemukan keberadaan anggrek larat hijau (Dendrobium capra) di kawasan hutan jati Madiun dan Bojonegoro dengan total populasi sekitar 240 individu. Namun, penelitian lanjutan pada 2022 mencatat jumlahnya menurun menjadi 215 individu.

“Tahun 2022 dilakukan penelitian kembali oleh LIPI, disebutkan bahwa jumlah Dendrobium capra tinggal 215 individu. Dan ini tentu menjadi kondisi yang kurang bagus. Apalagi masyarakat Bojonegoro saya yakin, belum banyak yang tahu bahwa Bojonegoro punya spesies tanaman unik lho,” ungkap Laily, Selasa (2/9/2025).

Anggrek larat hijau memiliki ciri khas berbeda dengan anggrek pada umumnya. Bunga berwarna hijau dengan semburat ungu di bagian tengah dan hanya mekar sekali dalam setahun, tepatnya pada Februari. Tanaman ini juga hanya bisa tumbuh di pohon jati berusia lebih dari 50 tahun, menempel di bagian ¾ batang pohon.

Menurut Laily, keberadaan Dendrobium capra menjadi penanda penting nilai biodiversitas hutan jati Bojonegoro, sekaligus memperkuat identitas kawasan tersebut sebagai bagian dari Geopark Bojonegoro.

“Ini bisa menjadi pembeda hutan jati di Bojonegoro dengan daerah lainnya. Bahwa hutan jati Bojonegoro bisa jadi yang tersisa sebagai habitat alami anggrek larat hijau atau Dendrobium capra. Ini tidak gampang ditemukan. Batangnya mirip anggrek lain, tapi bunganya berbeda. Cuma tidak ada setiap saat,” paparnya.

Laily yang juga menjabat sebagai Ketua Tim Teknis Pengelola Geopark Bojonegoro menegaskan pentingnya upaya konservasi. Saat ini, Dendrobium capra sedang diajukan masuk daftar critically endangered atau terancam punah di habitat aslinya.

Badan Pengelola Geopark Bojonegoro pun berencana mengajukan status kawasan konservasi di lokasi persebaran anggrek tersebut, yang berada di wilayah Perhutani. Dua ancaman serius kini mengintai kelestarian Dendrobium capra: pencurian oleh masyarakat luar dan rencana penebangan pohon jati tua sebagai inang tanaman tersebut.

“Kekhawatiran terbesar kami adalah jati yang merupakan inang Dendrobium capra ditebang, otomatis akan hilang. Itu yang menjadi dasar kami untuk segera mengambil tindakan upaya konservasi,” tegas Laily yang juga menjabat Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Unigoro.

Editor : Dedi Mahdi

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut