Budi Kurniawan penggagas wisata kuliner Pasar Sor Greng mengungkapkan, wisata kuliner ini dibuka sejak 2019 lalu dan sempat terhenti karena pandemi covid-19 yang sangat berdampak pada tidak adanya penghasilan tambahan, namun dengan dibukanya kembali para pedagang bertekad akan berjualan setiap hari minggu, mereka sangat berharap ini dapat menjadi sumber tambahan penghasilan rutin setiap minggunya.
"Saat ini baru ada 8 pedagang, karena baru merintis kembali, dahulu sebelum pandemi ada 28 pedagang, Insya Allah minggu-minggu berikutnya akan bertambah terus. Selain kuliner, penduduk sekitar juga berjualan baju etnik jawa timuran, daster, kaos, dan gerabah untuk oleh-oleh, jika pengunjung ingin berswafoto menggunakan baju adat jawa timuran juga disediakan persewaan, sedangkan parkir dan sampah dari pengunjung sudah dikelola dengan baik oleh anggota paguyuban," jelasnya.
Beberapa waktu sempat terhenti karena pandemi covid-19 kini Pasar Sor Greng telah dibuka kembali. (Foto : Ist)
"Dahulu sebelum pandemi banyak pengunjung rombongan dari tuban, ngawi, dan lamongan, yang paling laris menu sambal penyetan ikan wader atau ikan bengawan," tuturnya.
Budi menambahkan, para pedagang telah dibiasakan agar selalu ramah kepada pengunjung, mereka berkomitmen selalu menjaga kualitas pelayanan. Kedepan pihaknya berniat mengembangkan lapak-lapak jualan di rumah-rumah warga dan kendala yang dihadapi saat ini jika air Bengawan Solo meluap/banjir sehingga aktivitas pasar terpaksa harus dihentikan sementara.
Editor : Prayudianto