"Karena takut mati dan rugi, akhirnya sapi dijual dengan harga murah. Ada yang Rp3 juta sampai Rp1,5 juta," katanya, Senin (27/6/2022).
Yatemo menjelaskan, wabah PMK masuk ke dusunnya sejak pertengahan Juni lalu. Awalnya, menyerang beberapa ekor, terus menular ke ribuan sapi lainnya. "Awalnya kuku yang sakit, terus lumpuh tak bisa berdiri. Kemudian menjalar ke mulut sapi hngga mengeluarkan air liur berlebihan," ungkapnya.
Untuk mengobati sapi-sapi itu, para peternak, kaya Yatemo hanya bisa menggunakan obat herbal seadanya. Selain itu sapi diberi makan pelepah pisang dan umbi-umbian.
Informasi yang dihimpun, selain di Toyomerto PMK juga telah menyebar di seluruh Kota Batu. Tercatat, lebih dari 4.000 ekor sapi yang terpapar. Sementara jumlah sapi yang mati sebanyak 400 ekor.
Editor : Prayudianto
Artikel Terkait