"Kemiringan sekarang tidak relevan karena memang posisinya tidak asli lagi, tapi umumnya Dwarapala kalau dia saling berhadapan ya sama sinkron, tapi kalau dia tidak sama ya begini kadang-kadang ada yang agak miring sedikit, tapi simetris, bisanya itu posisi gada di luar badan, di sisi di luar badan," tuturnya.
Menurutnya, ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya pergeseran lokasi arca dari tempat asalnya. Salah satu teori dugaan yang muncul karena adanya bencana alam besar yang pernah menerjang kawasan sekitar arca, setelah dibangun.
"Sangat mungkin, tapi kita tidak tahu fenomena gempa yang mana, yang punya potensi sampai seperti itu. Karena foto Dwarapala yang tua ini sudah lebih dari satu abad yang lalu, jadi dia central di situ. Kalaupun terjadi bencana alam ya sebelum itu," ujarnya.
Faktor berikutnya yang muncul arca ini sengaja digeser letaknya oleh manusia. Menurut Lutfi, tak ada yang tidak mungkin pada proses pergeseran kedua arca besar ini, tapi hal itu tentu harus dibuktikan secara kajian ilmiah.
"Harus ada bukti bahwa dia memang harus di situ, di sana juga harus ada bukti, kalau ada di depan sana buktinya apa, itu yang kita cari dengan ekskavasi ini. Karena kalau orang zaman dulu saja bisa mendatangkan batu sebesar ke sini, masak orang modern tidak bisa menggeser ke sana," pungkasnya.
Editor : Prayudianto
Artikel Terkait