BOJONEGORO.INEWS.ID - Kepala Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air (PU SDA) Pemkab Bojonegoro, Heri Widodo dimutasi. Saat ini dia menjabat di posisi baru, yaitu sebagai Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Pemkab Bojonegoro.
Sementara posisi Kepala Dinas PU SDA yang baru, kini diisi oleh Helmy Elisabeth yang sebelumnya menjabat sebagai Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Bojonegoro.
Pergeseran jabatan itu dilakukan penjabat (Pj) Bupati Bojonegoro Adriyanto, pada Senin (14/2/25). Pergantian jabatan itu dilakukan serentak, dengan total ada sebanyak 123 penjabat yang juga dilakukan perombakan.
Sementara itu, dalam sambutanya Pj Bupati Bojonegoro Adriyanto mengucapkan selamat atas pelantikan dengan jabatan dan amanah baru. Sebab tantangan di 2025 sangat berbeda dan jauh lebih besar. Adanya perubahan kebijakan pusat, maka pemerintah daerah juga harus bergerak cepat dan adaptif.
"Saya yakin pengalaman selama ini sudah banyak ide-ide baru di lingkungan masing-masing. Saya berharap, saat memimpin di OPD baru juga akan menumbuhkan, memberikan dan mengeluarkan ide-ide baru. Sehingga kita tidak terlibat dengan kegiatan yang namanya business as usual," ujarnya.
Pergeseran pejabat Dinas PU SDA ini menjadi sorotan, pasalnya saat ini sedang ramai diperbincangkan publik soal bangunan penahan tebing Sungai Bengawan Solo, di Kecamatan Baureno Bojonegoro, senilai yang ambrol.
Padahal proyek yang berada di aset Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo itu, baru selesai dikerjakan pada Desember 2024, dengan menelan anggaran senilai Rp40 miliar, dari APBD Pemkab Bojonegoro.
Polda Jatim selidiki ambrolnya tebing
Ambrolnya tebing itu kini masih disekidiki Tim Subdit III Tindak Pidana Korupsi (Tipikor), Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Jawa Timur. Bahkan Polda sebelumnya telah meninjau lokasi proyek tembok sungai senilai Rp40 miliar di Desa Lebaksari, Baureno Bojonegoro yang ambrol.
Dirreskrimsus Polda Jatim Kombes Budi Hermanto mengatakan peninjauan ini dilakukan untuk mendalami penyebab ambrolnya tembok itu dan menggali keterangan kepada sejumlah pihak terkait.
"Masih dalam pendalaman, pengambilan keterangan dan cek lokasi," kata Budi saat dikonfirmasi, Kamis (13/2).
Kombes Budi mengatakan sampai saat ini setidaknya sudah ada lima orang yang diperiksa. Mereka terdiri dari satu orang pengadu masyarakat dan empat pihak terkait proyek itu.
Dari lima orang yang diperiksa polisi terkait proyek itu, salah satunya berasal dari pejabat di lingkup Pemkab Bojonegoro.
"Iya dari Pemkab Bojonegoro, nanti kita akan berkembang lagi. Setelah lengkap akan kami rilis," ujarnya.
Editor : Arika Hutama
Artikel Terkait