BOJONEGORO.INEWS.ID – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro mengikuti proses seleksi kandidat Aspiring UNESCO Global Geopark oleh Dewan Pakar Komite Nasional Geopark Indonesia (KNGI) pada Senin (28/4/2025).
Langkah ini merupakan bagian dari upaya menjadikan Geopark Bojonegoro sebagai bagian dari jaringan internasional UNESCO Global Geopark, dengan mengangkat potensi minyak dan gas bumi sebagai tema utama.
Geopark Bojonegoro sebelumnya telah diakui sebagai geopark nasional oleh KNGI sejak 20 November 2017. Wilayah ini tercatat memiliki 16 geosite, 3 biosite, dan 8 culture site yang menjadi kekayaan geologi dan budaya Bojonegoro.
“Bojonegoro memiliki kekayaan geologi, keanekaragaman hayati, dan warisan budaya yang unik dan tak ternilai. Ini adalah modal besar kami untuk mewujudkan Geopark Bojonegoro sebagai bagian dari UNESCO Global Geopark,” ujar Bupati Bojonegoro Setyo Wahono dalam sambutannya secara daring.
Ia menambahkan bahwa Geopark Bojonegoro merupakan satu-satunya geopark di Pulau Jawa yang mengangkat tema petroleum dan gas. Salah satu daya tarik utamanya adalah keberadaan cadangan minyak bumi di Desa Wonocolo yang disebut sebagai reservoir terdangkal di Indonesia bahkan dunia, dengan kedalaman hanya sekitar 100 meter.
Pemkab Bojonegoro menegaskan komitmennya dalam mendukung pengembangan geopark sebagai sarana pelestarian, edukasi, dan pembangunan berkelanjutan, sejalan dengan prinsip UNESCO Global Geopark (UGGp). Pemerintah daerah juga akan menyiapkan regulasi serta penguatan sumber daya dalam rangka mendukung cita-cita besar tim Geopark Bojonegoro.
Lima kawasan cagar alam geologi (KCAG) yang menjadi andalan dalam seleksi ini antara lain:
- Petroleum System Wonocolo (Kecamatan Kedewan)
- Struktur Antiklin Kawengan (Kecamatan Kedewan)
- Kayangan Api (Kecamatan Ngasem)
- Kedung Lantung (Kecamatan Sugihwaras)
- Fosil Gigi Hiu (Kecamatan Temayang)
Diharapkan, potensi ini dapat menjadi alternatif pariwisata yang menarik minat wisatawan internasional, sekaligus mendorong pengembangan ekonomi kreatif dan pemberdayaan masyarakat lokal berbasis potensi geopark.
Editor : Arika Hutama
Artikel Terkait