Rio de Janeiro, Bojonegoro.iNews.id - Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva menyampaikan pernyataan tegas yang menggema dalam pembukaan sesi pertama Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS ke-17. Dalam pidatonya yang digelar di Museum Seni Modern (MAM), Rio de Janeiro, Lula menyebut kelompok BRICS sebagai perwujudan nyata dari semangat Konferensi Asia-Afrika atau Konferensi Bandung tahun 1955.
"BRICS adalah manifestasi dari gerakan non-blok Bandung. BRICS menghidupi semangat Bandung," ujar Lula di hadapan para pemimpin negara anggota BRICS, termasuk Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto yang hadir untuk pertama kalinya setelah Indonesia resmi menjadi anggota penuh BRICS sejak 1 Januari 2025.
Pernyataan ini menjadi simbol kuat posisi BRICS sebagai kekuatan alternatif global yang menolak dominasi unilateral dan mendorong tatanan internasional yang lebih adil dan multipolar.
Dalam pidatonya, Lula juga menyoroti melemahnya multilateralisme global. Ia mengingatkan bahwa meskipun Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah genap berusia 80 tahun pada 26 Juni lalu, dunia justru menghadapi tantangan serius terhadap sistem internasional yang inklusif.
"Konferensi Bandung, yang digelar sepuluh tahun setelah PBB berdiri, menolak pembagian dunia dalam zona pengaruh dan memperjuangkan multipolaritas," lanjut Lula.
Pernyataan Lula menjadi penegasan bahwa BRICS kini memikul warisan perjuangan negara-negara berkembang dalam menata ulang sistem global yang lebih setara. Ia menutup pidatonya dengan menyatakan, “BRICS adalah pewaris gerakan non-blok.”
KTT BRICS ke-17 ini menjadi forum penting bagi para pemimpin negara anggota dalam membahas berbagai isu strategis, mulai dari konflik global, reformasi tata kelola internasional, penguatan sistem multilateral, hingga isu ekonomi, kecerdasan buatan, lingkungan, perubahan iklim, dan kesehatan global.
Editor : Dedi Mahdi
Artikel Terkait
