Melalui Kerajinan Rajut, Perempuan Bojonegoro dan Tuban Merajut Asa hingga Pasar Dunia

Arika Hutama
Sejumlah perempuan di Bojonegoro saat merajut. (Foto: Arika / iNews Bjn)

BOJONEGORO, iNewsBojonegoro.id – Program pemberdayaan ekonomi perempuan dan penyandang disabilitas yang digagas oleh ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) bersama SKK Migas sejak 2018 terus menunjukkan hasil yang membanggakan. Program bertajuk Perempuan Indonesia Merajut (PRIMA) ini berhasil melahirkan lebih dari 100 perajut andal di wilayah Bojonegoro dan Tuban, yang kini dipercaya memproduksi rajutan untuk merek-merek fesyen ternama, baik dari dalam negeri maupun mancanegara.

Selama delapan bulan terakhir, sebanyak 60 perajut aktif yang tergabung dalam program ini telah menghasilkan 3.950 produk rajutan, dengan nilai pendapatan mencapai Rp127 juta. Mayoritas produk merupakan hasil kerja sama dengan empat brand fesyen asal DI Yogyakarta, sementara sisanya dijual dengan merek lokal milik para perajut.

Guna meningkatkan keterampilan peserta, sebanyak 25 perempuan perajut dari Desa Sukoharjo dan Desa Leran mengikuti pelatihan khusus bertajuk Pelatihan Merajut Gantungan Kunci, yang diselenggarakan pada 12–13 Agustus 2025 di balai desa masing-masing. Kegiatan ini digagas EMCL dan SKK Migas, serta difasilitasi oleh Yayasan Sri Sasanti Indonesia (YSSI) selaku mitra pelaksana.

Salah satu peserta pelatihan asal Desa Sukoharjo, Unanik, yang juga merupakan koordinator kelompok perajut, menyampaikan perkembangan keterampilannya dalam setahun terakhir.
“Sebelum ini pesanan dari pembeli berupa tas rajut. Sekarang ada pesanan gantungan kunci ubur-ubur dan paus. Saya harus bisa supaya tidak melewatkan pesanan ini,” ujarnya.

Unanik kini memimpin kelompok beranggotakan 14 orang dan berharap dapat mengajak lebih banyak perempuan dari desanya untuk bergabung serta memperoleh manfaat ekonomi dari keterampilan merajut.

Zulfa Nurin, pelatih sekaligus mitra pembeli dari brand Zulfa Rajut, menyatakan optimismenya terhadap kemampuan peserta pelatihan.
“Untuk merajut gantungan kunci diperlukan tarikan tangan yang pas. Saya yakin peserta di sini bisa cepat menyesuaikan,” kata Zulfa.
Ia menambahkan, jika hasil pelatihan memuaskan, pihaknya siap memesan hingga 200 gantungan kunci sebagai tahap awal dari kerja sama berkelanjutan.

Kepala Desa Leran, Muttabi’in, turut memberikan dukungan penuh atas terselenggaranya pelatihan ini. Ia mengapresiasi semangat para perempuan di desanya yang semakin produktif dan kreatif.
“Apa yang sudah dilatihkan harus dikembangkan lagi supaya tidak ketinggalan pasar,” ujarnya.

Sementara itu, perwakilan dari EMCL, Marshya C Ariej, mengungkapkan rasa bangganya terhadap antusiasme para peserta.
“Kami sangat mengapresiasi semangat para perempuan dari Desa Sukoharjo dan Leran dalam mengembangkan keterampilan. Harapannya mereka bisa terus berproduksi sesuai permintaan pembeli dan membuka jalan menuju kemandirian ekonomi,” tuturnya.

Dengan semangat kolaboratif dan pelatihan berkelanjutan, program PRIMA menunjukkan bahwa perempuan desa pun mampu berdaya saing global, mengubah keterampilan menjadi penghidupan yang menjanjikan.

Editor : Dedi Mahdi

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network